RiauKepri.com, PEKANBARU- Kalau jadi, memang berdelau. Soalnya, Gubernur Riau Abdul Wahid merancang dan mematangkan konsep pembangunam islamic center yang terintegrasi dengan peradaban kebudayaan Melayu. Hal itu terlihat dari kunjungan dan diskusinya bersama tokoh Riau, Mahyudin Al Mudra, yang konsen melakukan kajian dan pengembangan budaya Melayu di Yogyakarta, Sabtu (3/5/25).
Mahyudin Al Mudra mengatakan, Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPM) ini dia dirikan sudah lebih dari 20 tahun, lembaga ini telah banyak menerbitkan buku tentang kebudayaan Melayu dan mengkoleksi manuskrip dan artepak pradaban Melayu, baik yang ada di Indonesia maupun dari negara-negara serumpun.
“Lembaga ini sudah berdiri 20 tahun lebih pak gub, selama itulah saya mendidikasikan diri saya konsen mengembangkan budaya Melayu, sudah banyak buku yang diterbitkan, koleksi-koleksi dari perjalanan saya selama ini, kita juga sudah banyak bekerja sama dengan kampus, baik dalam maupun luar negri,” jelas Mahyudin
“Kebudayaan melayu harus ditranformasikan kedalam nilai-nilai yang hidup, tidak hanya nilai falsafahnya, tetapi juga harus bernilai secara ekonomis, seperti mengembangkan industri pariwisata, seperti destinasi, ukiran, kuliner dan sebagainya,” sambung Mahyudin.
Gubernur Riau Abdul Wahid merasa terkesan dengan dedikasi dan koleksi yang dimiliki oleh tokoh Riau yang ada di Yogjakarta ini. Beliau mendapat inspirasi untuk membangun museum peradapan melayu yang nanti akan diintegrasikan dengan Islamic Center.
“Saya sungguh kagum dan terkesan dengan dedikasi Bang Mahyudin yang sangat konsen dengan upaya merawat dan melestarikan kebudayaan melayu, saya merasa terinspirasi setelah berkunjung ke sini,” ungkap Gubri Wahid.
“Saya berencana membangun islamic center yang terintegrasi dengan pusat kebudayaan melayu, seperti museum, maka dari itu butuh konsep dan input dari berbagai pihak,” sambung Gubri Wahid.
Disebutkan Gubri Wahid, bahwa museum nantinya hidup, futuristik, terlengkap dan bisa dinikmati tidak hanya nilai ajarannya, tetapi juga dari keunikan dan kekhasannya, menjadi pusat rujukan terhadap kebudayaan melayu dunia.
Gubri Wahid juga berencana dalam mengembangkan industri pariwisata, baik destinasinya, kuliner dan ke khasan lain yang bisa dinikmati banyak orang.
“Saya setuju untuk mentransformasi kebudayaan dalam konteks kekinian, sehingga bisa dipelajari generasi kita, menjadi kebanggaan, termasuk juga mendorong masuk ke industri, sehingga ada nilai ekonomis,” ucap Gubri Wahid.
Hadir juga dalam kunjungan tersebut, Mantan Gubernur Riau Rusli Zainal. Dia sangat mendukung upaya mengembangkan kebudayaan melayu dalam konteks kekinian
“Di era saya sudah ada perda tentang visi riau 2020, salah satunya menjadikan Provisin Riau pusat perekonomian dan kebudayaan melayu di asia tenggara, apa yang sudah dimulai harus kita dorong untuk dilanjutkan dan dikembangkan, termasuk harus dibuat menara bahasa, mengingat bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu,” harap Rusli Zainal. (RK1)
Editor: Dana Asmara