RiauKepri.com, TANJUNGPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus memperkuat langkah dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang modern dan berdaya saing. Melalui Dinas Koperasi dan UMKM, program inkubator bisnis kini menjadi salah satu strategi utama untuk melahirkan wirausaha muda yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kepri, Riki Rionaldi, menyampaikan bahwa inkubator bisnis bukan sekadar wadah pelatihan, tetapi sebuah sistem pembinaan terpadu yang mendukung perjalanan wirausaha sejak fase ide hingga mampu memasarkan produk di tingkat regional maupun nasional.
“Inkubator ini hadir sebagai ruang tumbuh bagi calon pengusaha muda Kepri agar mereka tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif,” ujar Riki di Tanjungpinang, Ahad (26/10).
Ia menjelaskan, melalui program ini, peserta mendapatkan serangkaian fasilitas pembinaan mulai dari pendampingan teknis, konsultasi manajemen, hingga akses terhadap pembiayaan dan jejaring pemasaran. Dengan dukungan mentor profesional, pelaku usaha diarahkan untuk memahami strategi bisnis berbasis digital serta manajemen keuangan yang efisien.
Program ini juga menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Dinas Koperasi dan UMKM Kepri secara aktif menggandeng berbagai pihak seperti perguruan tinggi, lembaga keuangan, serta komunitas startup untuk memperkuat jejaring wirausaha di daerah.
Riki menuturkan, hasil dari program ini mulai terlihat nyata. Sejumlah startup lokal yang mengikuti inkubasi berhasil berkembang menjadi bisnis mapan, terutama di sektor kreatif, kuliner, dan teknologi digital. Beberapa di antaranya bahkan telah menembus pasar luar daerah dan berhasil menarik minat investor nasional.
“Kesuksesan mereka menjadi bukti bahwa anak muda Kepri memiliki potensi besar jika diberikan ruang, dukungan, dan pendampingan yang tepat,” tambahnya.
Selain mendukung pertumbuhan usaha baru, inkubator bisnis ini juga diarahkan untuk memperkuat daya tahan UMKM yang sudah berjalan. Pendampingan digitalisasi usaha menjadi salah satu fokus utama agar pelaku UMKM dapat beradaptasi dengan transformasi ekonomi berbasis teknologi.
Menurut Riki, tantangan wirausaha saat ini tidak hanya menciptakan produk yang laku di pasar, tetapi juga bagaimana menjaga konsistensi kualitas dan keberlanjutan bisnis di tengah kompetisi yang kian ketat. Karena itu, pendekatan inkubasi dinilai paling relevan untuk membantu mereka menghadapi dinamika tersebut.
“Melalui proses inkubasi, wirausaha belajar langsung dari praktik nyata, bukan hanya teori. Mereka berinteraksi dengan mentor, investor, dan pelaku industri yang berpengalaman,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Kepri juga tengah menyiapkan perluasan fasilitas inkubator bisnis di beberapa kabupaten/kota agar jangkauannya semakin luas. Targetnya, setiap daerah memiliki pusat pengembangan wirausaha yang mampu menampung dan membina calon pelaku usaha potensial.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Kepri. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha muda yang lahir dari program inkubasi, roda ekonomi daerah diyakini akan bergerak lebih dinamis dan berkelanjutan.
“Visi kami adalah menjadikan Kepri sebagai rumah bagi pengusaha muda kreatif yang berdaya saing di era digital. Mereka inilah yang akan menjadi penggerak ekonomi baru di masa depan,” tegas Riki.
Selain mencetak pengusaha baru, keberadaan inkubator bisnis juga menciptakan dampak sosial positif. Banyak peserta yang setelah menyelesaikan program turut membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk berani memulai usaha.
Melalui sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas kreatif, Kepri menegaskan komitmennya untuk terus membangun ekosistem wirausaha yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, inkubator bisnis diharapkan menjadi motor utama dalam mewujudkan Kepri maju, mandiri, dan sejahtera. (*)








