RiauKepri.com, PEKANBARU – Prosesi wisuda Program Sarjana ke-71 dan Pascasarjana ke-21 Universitas Lancang Kuning (Unilak) berlangsung semarak di Labersa Hotel & Convention Center, Rabu (29/10/2025). Acara yang dihadiri 1.341 lulusan itu menjadi lebih istimewa karena kehadiran sosok kecil yang tengah viral, Dhika Aura Farming, joki jalur cilik asal Kuantan Singingi.
Nuansa kemeriahan semakin terasa sejak awal acara. Tak hanya menjadi ajang penyerahan ijazah dan pengukuhan gelar, wisuda kali ini juga menjadi panggung perayaan budaya Melayu yang dikemas dengan penuh kebanggaan dan keceriaan.
Dhika, yang dikenal karena kepiawaiannya dalam pacu jalur, tampil menawan mengenakan busana khas Kuantan Singingi bermotif Tengkuluk Barombai berwarna hitam dengan lis kuning dan merah. Penampilannya lengkap dengan tanjak di kepala, simbol kebanggaan budaya Melayu yang selalu dijunjung tinggi oleh Unilak.
Kehadiran Dhika sontak menarik perhatian seluruh peserta wisuda dan para tamu undangan. Tepuk tangan riuh menggema ketika bocah viral itu melangkah ke panggung utama. Banyak wisudawan yang tak menyangka dapat melihat langsung sosok yang selama ini hanya mereka kenal lewat media sosial.
“Saya benar-benar terkejut sekaligus senang. Selama ini cuma lihat di TikTok, ternyata orangnya ramah dan energik sekali,” ujar Rani, salah satu wisudawati Fakultas Ekonomi.
Suasana haru bercampur tawa muncul ketika Dhika secara spontan memperagakan tarian randai pacu jalur, yang kemudian diikuti oleh Rektor Unilak, anggota senat, dan sejumlah wisudawan. Momen itu menjadi simbol harmoni antara akademik dan kebudayaan lokal yang hidup berdampingan di kampus beridentitas Melayu ini.
Rektor Unilak, Prof. Dr. Junaidi, M.Hum, menyebut kehadiran Dhika sebagai bentuk apresiasi universitas terhadap generasi muda yang mampu mengharumkan nama daerah melalui budaya. Menurutnya, nilai-nilai budaya Melayu tidak hanya perlu dilestarikan, tetapi juga dihadirkan dalam momen-momen akademik yang bersejarah.
“Unilak bukan hanya mencetak sarjana, tapi juga menanamkan karakter dan kecintaan terhadap budaya. Kehadiran Dhika menjadi simbol bahwa tradisi dan pendidikan bisa berjalan beriringan,” ujar Prof. Junaidi.
Ia menambahkan, Unilak terus berkomitmen untuk menjadi kampus yang berbudaya dan berdaya saing global. Dengan menjadikan budaya Melayu sebagai identitas, Unilak ingin menumbuhkan rasa bangga di kalangan mahasiswa sekaligus memperkenalkan nilai-nilai lokal ke panggung dunia.
Dhika sendiri mengaku senang bisa hadir di acara wisuda Unilak. “Saya bangga bisa tampil di sini. Semoga abang dan kakak yang wisuda hari ini sukses dan tetap ingat kampung,” ucap bocah yang sempat bertemu pembalap MotoGP Marc Marquez di Mandalika beberapa waktu lalu itu.
Penampilan Dhika bukan hanya hiburan, tetapi juga pesan moral bahwa semangat dan prestasi bisa lahir dari mana saja, termasuk dari akar budaya sendiri. Wisuda Unilak kali ini pun tidak sekadar seremoni kelulusan, tetapi juga selebrasi kebanggaan atas identitas Melayu yang membumi dan mendunia.
Dengan penuh semangat, Rektor menutup acara dengan pesan bahwa setiap lulusan Unilak harus menjadi duta budaya sekaligus agen perubahan. “Kita boleh mendunia, tapi jangan kehilangan jati diri. Itulah makna sebenarnya dari ilmu yang berbudaya,” pungkasnya disambut tepuk tangan meriah seluruh hadirin. (RK2)







