Menu

Mode Gelap
BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang Berpotensi Guyur Kepri, Selasa 8 Juli 2025 PT Timah Tenggelamkan 36 Unit Atraktor Cumi di Perairan Buku Limau Belitung Timur PT Timah Serahkan Bantuan Bibit untuk Rumah Kompos KSM Resam Wanita Ini Ketahuan Selundupkan Narkoba Dalam Roti Kering di Lapas Pekanbaru Panitia Pacu Jalur Nasional Tepian Narosa Mulai Intensif Lakukan Persiapan Saiman: Tugas Berat Menanti Sekdapro Riau Definitif

Riau

Di Malam Gelap, Nelayan Rupat Selamatkan 32 Nyawa Pekerja Migran Ilegal

badge-check


					Ilustrasi (net) Perbesar

Ilustrasi (net)

RiauKepri.com, BENGKALIS- Langit malam masih gelap dan tenang ketika sebuah speedboat kecil melaju pelan memecah ombak di Selat Malaka, sekitar pukul 01.30 dini hari, Rabu (11/6). Di dalamnya, 32 orang duduk saling berdesakan diam dan cemas. Mereka adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal yang diam-diam meninggalkan tanah rantau di Malaysia, berharap bisa pulang tanpa diketahui aparat. Tapi laut punya rencananya sendiri.

Speedboat itu bergerak dari Malaka menuju Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, melintasi jalur tak resmi, seperti biasa. Namun baru beberapa jam berlayar, ketegangan mereka berubah menjadi kepanikan, air mulai masuk ke dalam lambung kapal.

“Waktu itu kira-kira jam setengah dua pagi, mereka sudah mendekati Perairan Dusun Pasir Putih, Desa Puteri Sembilan. Speedboat yang mereka tumpangi mulai bocor dan nyaris karam,” ujar Fanny Wahyu Kurniawan, Kepala BP3MI Riau, menceritakan detik-detik genting itu.

Dalam suasana panik, di antara suara jeritan dan gelombang, keberuntungan muncul dalam bentuk tak terduga, sebuah kapal nelayan melintas di kejauhan. Nama kapal itu Mis. Saat itu, para nelayan tengah menjala ikan, tak menyangka akan menjadi penyelamat nyawa manusia dini hari itu.

Melihat kapal nelayan, tekong speedboat dengan sigap mengarahkan arah kapal menuju cahaya yang tampak samar di kejauhan. Tapi situasi sudah genting, air terus masuk, dan waktu sangat sempit.

“Dalam kondisi panik, para PMI langsung melompat ke laut satu per satu, berenang ke kapal nelayan yang sedang berada tak jauh dari mereka,” ujar Fanny.

Mereka berenang dalam gelap, hanya berpegangan pada harapan. Di atas kapal Mis, para nelayan spontan menarik tangan satu per satu dari mereka yang nyaris tenggelam. Satu demi satu, tubuh-tubuh basah itu berhasil diselamatkan. Namun, saat semuanya fokus pada penyelamatan, sang tekong speedboat, yang hingga detik itu memegang kendali arah, tiba-tiba ikut melompat ke laut. Sampai sekarang, keberadaannya belum diketahui.

Di Rumah Kepala Dusun

Begitu berhasil naik ke kapal nelayan, para PMI kemudian dibawa ke daratan. Tak ada tempat penampungan resmi di malam gelap itu. Mereka akhirnya diistirahatkan sementara di rumah Kepala Dusun Pasir Putih. Dalam kondisi lelah dan basah kuyup, mereka mendapat minum dan makanan seadanya sebelum aparat datang.

Polsek Rupat Utara yang menerima laporan segera bergerak. Para PMI kemudian diamankan ke Mapolsek untuk pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut.

“Alhamdulillah, semuanya selamat dan dalam kondisi sehat. Mereka sudah kami serahterimakan ke P4MI Dumai untuk proses pemulangan ke daerah asal masing-masing,” jelas Fanny.

Dari data yang dihimpun, para pekerja migran ini berasal dari berbagai daerah, dari Sumatera Utara, Aceh, Banten, Jawa Tengah, NTB, hingga Sumatera Selatan. Mereka berangkat ke Malaysia melalui jaringan pengiriman PMI ilegal yang kini sedang diburu aparat.

Perdagangan Manusia

Apa yang terjadi dini hari itu bukan sekadar kecelakaan laut. Ia mencerminkan betapa masih maraknya jalur-jalur ilegal yang dimanfaatkan para pekerja migran untuk mencari kehidupan lebih baik di luar negeri. Tanpa perlindungan hukum, tanpa jaminan keselamatan, dan tanpa kepastian nasib.

“Kami bersama pihak kepolisian masih menyelidiki jaringan yang mengirimkan para PMI ini. Termasuk mencari keberadaan tekong yang hingga kini belum ditemukan,” ungkap Fanny. (RK1/mcr)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Saiman: Tugas Berat Menanti Sekdapro Riau Definitif

7 Juli 2025 - 15:49 WIB

Wapres Gibran Ikut Joget Aura Farming, Tarian Bocah Kuansing Jadi Fenomena Global

7 Juli 2025 - 12:24 WIB

Alva dan Rustono Tiba di Batam, Rangkaian Haji Riau 2025 Resmi Berakhir

7 Juli 2025 - 05:47 WIB

ORMAWA UNILAK Berkolaborasi Taja Aksi Peduli Tesso Nilo

6 Juli 2025 - 17:50 WIB

Ribuan Orang dari Berbagai Penjuru Tumpah Ruah di Tembilahan

6 Juli 2025 - 16:38 WIB

Trending di Inhil