RiauKepri.com, TANJUNGPINANG – Pulau Penyengat, permata sejarah di Tanjungpinang, akan memasuki babak baru sebagai destinasi wisata budaya dan religi berkelas dunia. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama Kementerian PUPR resmi memulai tahap III penataan kawasan pada 2025, yang dikemas dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan nuansa kearifan lokal Melayu.
Rencana ambisius ini dipaparkan dalam sosialisasi yang digelar di Balai Kelurahan Penyengat, Senin (11/8) malam, menampilkan video dan master plan Tugu Bahasa—ikon yang diharapkan menjadi simbol sejarah lahirnya bahasa Indonesia.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menegaskan bahwa penataan Pulau Penyengat akan mengintegrasikan fasilitas wisata modern dengan identitas Melayu yang kuat.
“Pulau Penyengat akan menjadi pusat wisata budaya dan religi yang memancarkan ciri khas nasional. Dukungan masyarakat adalah kunci suksesnya pembangunan ini,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, menambahkan bahwa proyek ini tak hanya mempercantik kawasan, tetapi juga berpotensi besar menggerakkan perekonomian warga.
“Kami siap berkolaborasi untuk memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat, khususnya warga Penyengat,” katanya.
Pulau Penyengat sendiri menyimpan 46 situs bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Kepala Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan Kepri, Rocky Adam, menjelaskan bahwa tahap ketiga penataan meliputi pembangunan Plaza Penyambut, Pelataran Balai Adat, jalan lingkungan, lansekap, storytelling interaktif, dan artwork.
“Kami berkomitmen menyelesaikan pembangunan tepat waktu, tepat sasaran, dan bebas korupsi,” tegasnya.
Sosialisasi ini dihadiri pejabat provinsi, Ketua LAM Kepri, kontraktor, tokoh masyarakat, dan sekitar 50 warga yang antusias menantikan wajah baru Pulau Penyengat—yang tak lama lagi siap menyambut wisatawan dari seluruh penjuru dunia. (RK9)
Editor: Dana Asmara







