RiauKepri.com, PEKANBARU- Bagi Melly Mike, rapper asal Amerika Serikat, Indonesia bukan sekadar titik tur musik internasional. Dia bertandang bukan karena kontrak, bukan karena promosi album, apalagi demi honor. Dia datang dengan lengang lengok hati yang terpaut koneksi nilai yang tak bisa dihitung dengan angka.
“Ketika bicara soal musik, orang-oranglah yang memilih,” kata Melly Mike di sela jamuan makan malam di restoran Melayu Planto, di tepian Sungai Siak, Pekanbaru, Sabtu malam, (23/8/2025).
“Saya tidak bekerja untuk viralitas. Saya membuat musik yang berbicara tentang hidup saya,” lanjutnya, pelan namun mantap.
Ia tengah membalas apa yang ia anggap sebagai utang kultural. Lagu ciptaannya, Young, Black & Rich, mendadak menjadi latar video joget “aura farming” di atas perahu Pacu Jalur, tradisi lomba mendayung khas Kuantan Singingi yang kini tak lagi hanya milik Riau, tapi dunia maya.
Tak ada yang Mike rencanakan. Tak ada strategi viral. “Saya membuat musik untuk orang-orang yang ingin menjadi diri mereka sendiri. Sederhana saja,” ujar Mike.
Meriah dan Gratis
Bandara Sultan Syarif Kasim II, Sabtu siang, tampak berbeda. Kerumunan remaja bersorak, beberapa mengangkat ponsel, merekam detik-detik kedatangan Melly Mike. Tanjak Melayu dikenakan padanya oleh Kadispar Riau, Roni Rakhmat, sambil disaksikan Executive GM Angkasa Pura II Pekanbaru, Oky.
Melly Mike hanya membalas dengan senyum dan satu kalimat pendek yang kemudian viral: “Saya merasa seperti di rumah sendiri.”
Padahal, kehadirannya di Riau bukan hasil undangan formal. Ketua Umum Panitia Pacu Jalur 2025, Werry Ramadhana Putera, mengatakan, Melly Mike-lah yang pertama kali menghubungi. “Beliau bilang, lagunya naik karena Pacu Jalur. Dia ingin membalas dengan tampil langsung,” kata Werry.
Biaya tiket pesawat? Ditanggung sendiri. Hotel dan logistik? Urusan pribadi. Panitia hanya menyiapkan panggung, sound system, dan tempat tampil.
Sikap yang tak biasa untuk seorang musisi internasional. Di industri hiburan yang akrab dengan angka-angka besar, kehadiran Melly Mike justru menjadi testimoni bahwa budaya mampu melintasi batas, bahkan meruntuhkan sekat nilai komersial.
Jamuan Bermakna
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyambutnya dalam suasana hangat malam itu. Jamuan sederhana namun bermakna, ditemani Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, Kadispar Roni Rakhmat, dan puluhan influencer nasional.
“Pacu Jalur bukan hanya perlombaan, tapi ekspresi kebudayaan kita. Kehadiran Melly Mike adalah bukti bahwa budaya punya daya jangkau global,” kata Gubri.
Dalam jamuan itu pula, Gubri memperkenalkan program “Riau for Green”, yang ia sinergikan dengan “Green Policing” milik Polda Riau, upaya menjaga lingkungan di tengah perayaan budaya.
Melly Mike, yang diam mendengarkan sebagian besar waktu, lalu berkata singkat, “Saya senang kalian melibatkan saya ke dalam budaya ini. Ini seperti rumah kedua saya,” katanya mantap.
Malam Penutupan
Pada Ahad malam (24/8/2025), penutupan
Festival Pacu Jalur, Melly Mike tampil membawakan lagu yang telah mengayuh namanya ke tengah budaya Melayu Riau, Young, Black & Rich.
Bukan panggung megah, bukan cahaya internasional. Hanya tepian sungai, semangat gotong royong, dan masyarakat yang berteriak dalam bahasa yang tak dikuasai Mike, tapi dia pahami maknanya: Salam Kayuah! (RK1)