Menu

Mode Gelap
Waspada Hujan Lokal dan Kilat — Prakiraan Cuaca Ahad, 12 Oktober 2025 di Kepulauan Riau Pipa Minyak PT ITA Bocor, Kades: Penanganan Lamban, Warga Mulai Mengungsi Gubernur Ansar: Tingginya Arus Pencari Kerja dari Luar Daerah Pengaruhi Angka Pengangguran Kepri Soal Pipa Minyak Bocor di Bagan Melibur, PT ITA Ngakunya Gerak Cepat Tangani Ceceran Minyak Bahas Rekonsiliasi hingga Hari Pers Nasional, PWI Kepri Gelar Rapat Pleno :Membangun Silaturasa, Bersama Menjaga Marwah Demi Menutup Aib, Pria Ini Diperas Rp1,6 Miliar Lewat Video Call Mesum

Ragam

Kapten CPM Baharuddin Malik (1942 – 2022): 25 Tahun Jadi Paspamres Suharto

badge-check


					Kapten CPM Baharuddin Malik Perbesar

Kapten CPM Baharuddin Malik

DIA salah seorang terbaik “putra terbaik” kelahiran Lubuk Jambi, Kuantan Singingi, Riau pada 8 Juli 1942 yang pernah jadi Pasukan Pengamanan Presiden disingkat Paspamres.

Dia ikut bertugas melaksanakan pengamanan fisik langsung jarak dekat setiap saat kepada Presiden dan Wakil Presiden, mantan Presiden RI, dan mantan Wakil Presiden RI beserta keluarganya.

Dia juga ikut mengamankan tamu negara setingkat Kepala Negara/ Kepala Pemerintahan dan menyelenggarakan fungsi protokoler kenegaraan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Dia jadi Paspamres Presiden RI Suharto selama 25 tahun kurun waktu 1965 s.d 1990. Dan, dia salah seorang Paspamres “kesayangan” keluarga Cendana – sebutan lain keluarga Presiden Suharto.

Dia menghabiskan kariernya di Markas Komando Paspamres di Jalan Tanah Abang, No.2, Gambir, Jakarta Pusat dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sempat mau dipindahkan ke Manado, Sulawesi Utara tapi disuruh kembali balik ke induk kesatuan oleh Presiden Suharto.

“Bapak dan pasukan yang hendak dikirim ke Menado disuruh kembali ke induk kesatuannya dan tidak dibenarkan keluar Jakarta,” ujar anak anak pertamanya Ferry Haristian.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut Ferry waktu itu pesawat DC-9 Garuda ”Woyla” dengan nomor penerbangan GA 206 Jakarta-Medan “dibajak” ketika transit di Palembang pada 28 Maret 1981. Pesawat yang membawa 48 penumpang dan lima awak yang hendak menuju Medan itu berhasil diselamatkan.

Menurut Ferry, bapaknya tidak ikut dalam operasi Wayla tersebut. Yang ikut hanya kawan satu angkatannya yang sama-sama bertugas di Paspampres. “Atas perintah Presiden Suharto, Bapak stanbay di induk kesatuan di Jakarta,” tambah Ferry.

Sosok Malik

LAHIR di Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik. Orang tuanya adalah pasangan Abdul Malik dan Jariyah. Dia punya enam saudara kandung yakni Hasan Basri Malik, Syamsibar Malik, Amirin Malik, Sofyan Malik, dan Syamsidar Malik.

Baharuddin Malik menamatkan SR di Lubuk Jambi pada 1949. Kemudian lanjut ke SMP tamat 1953, dan SMA tamat 1958. Setamat SMA, dia masuk pendidikan militer di Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdik POM) TNI AD di Cimahi, Jawa Barat. Seangkatan dengan Rudayat, Nurdin Zulkarnaen, Samsudin, dan lainnya.

Kemudian karier Baharuddin Malik dimulai Batalyon 2 Polisi Militer Angkatan Darat Para (POMAD PARA) yang merupakan satuan pengawal presiden yang dibentuk Presiden Suharto. Selesai pendidikan, ditugaskan sebagai Komandan Regu Paspamres. Sebuah jabatan “bergengsi” karena bisa berhubungan langsung dengan Presiden.

Ketika pangkatnya Letnan Dua, Baharuddin Malik “dikaryakan” Presiden Suharto untuk mengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta yang berdiri sejak tahaun 1975. Berkat kepiawaian dan tangan dinginnya, TMII yang semula terkesan semrawut berhasil di tata rapi jadi ramai dikunjungi dan jadi kebanggan Indonesia.

Ibu Tien Suharto selaku Ketua Yayasan Harapan yang mengelola TMII memberikan amanah kepada Baharuddin Malik sebagai kepala Satuan Pengamanan. Dan, amanah itu dipegangnya sejak 1981 hingga 2008. Banyak yang menyebut Baharuddin sebagai “anak emas” Ibu Tien karena keberhasilannya itu. Dan, sebutan itu tidaklah berlebihan karena memegang jabatan itu selama 28 tahun.

Baharuddin Malik yang nikah dengan Pegawai PT Telkom Wariani asal Cianjur tahun 1968 pensiun di Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Pus POMAD) Gambir pada 1997 dengan pangkat terakhir Kapten. Dia punya dua anak yang kini berkarier di dunia swasta. Yakni Ferry Haristian lahir Bogor, 14 Februari 1970 dan Henny Normasanti, lahir pada 30 Desember 1971.

Dikagumi

SEBAGAI seorang militer Baharuddin Malik punya sifat pengayom. Tokoh Nasional asal Kuantan Singingi, Radja Roesli semasa hidup sangat mengaguminya. Kekaguman itu didasari karena Baharuddin Malik satu di antara “putra terbaik” Riau asal Kuantan Singingi yang masuk jadi Paspamres.

Sebaliknya Baharuddin Malik juga mengagumi sosok Radja Roesli. Sebagaimana diceritakan anaknya Ferry Haristian, “Bapak sering menceritakan kekagumannya terhadap tokoh Riau dari Lubuk Jambi, yaitu Bapak Radja Roesli. Kata Bapak Bapak Radja Roesli itu pejuang kemerdekaan, birokrat, dan ulama yang patut diteladani karena keikhlasannya.”

Ketika menjadi Kepala Satuan Pengamanan di TMII, Jakarta, Baharuddin Malik sengaja membuat “barak” bagi tamu, khususnya dari Kuantan Singingi yang tak punya dana menginap di hotel. Itulah cara dia meringankan beban orang yang mengadu nasib di Jakarta.

Baharuddin Malik banyak membantu tenaga kerja Kuantan Singingi cari kerja di Jakarta. Termasuk dua adik kandungnya Amirin Malik dan Sofyan Malik yang bekerja sebagai tenaga satuan pengamanan di TMII.

Kenangan

FERRY Kuantanamo yang nikah dengan Lucy Rulita – anak dari ponakan Baharuddin Malik bercerita tentang kenangannya. Ferry menyapa dengan Datuk Udin – sapaan akrab Baharuddin Malik di tengah keluarganya itu. Ini kisahnya

“Sebelum meninggal tahun 2022, Alhamdulillah Datuk masih sempat pulang ke Lubuk Jambi. Datuk bercerita banyak dengan kami, sambil menikmati pisang goreng kesukaannya.

Kebetulan Datuk sangat elok sama kami yang hidup jauh di perantauan Kalimantan. Datuk tidak pernah lupa tanya kabar setiap kali nelepon. Cuma satu pesan Datuk yang belum bisa tersampaikan. Yakni Datuk menyuruh datang ke rumahnya di Bogor.

Belum sempat kami ke rumah Datuk di Bogor, Datuk sudah dipanggil Yang Maha Kuasa pada 8 Juli 2022 pada usia 80 tahun dan dimakamkan di TPU Banjar Waru Seuseupan, Ciawi, Kabupaten Bogor. Alfatihah untuk Datuk Udin Malik.

Itulah sekilas tentang Baharuddin Malik – Paspamres “legend” asal Kuantan Singingi. Pemberani dan sangat disayangi Ibu Tien Suharto dan keluarga Cendana.

 

Penulis: Sahabat Jang Itam 26-09-2025

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Rajimah (1937-2021): Ketulusan “Ibu Angkat” dari Sentajo

11 Oktober 2025 - 00:07 WIB

Panggil Saja Saya ONCOL

10 Oktober 2025 - 00:06 WIB

Wak Ruzaidi: Aktor Laga Malaysia Atlet Silat “Pendekar Bertuah Bartuah” Sentajo

9 Oktober 2025 - 00:05 WIB

Kondisi Memprihatinkan SDN 002 Sungai Teritip, Bangunan Hampir Roboh dan Belum Tersentuh Pembangunan

8 Oktober 2025 - 18:29 WIB

68 Jalur Sudah Daftar, Pacu Jalur HUT Kuansing Bakal Meriah

8 Oktober 2025 - 13:46 WIB

Trending di Kuansing