RiauKepri.com, TANJUNGPINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau menilai pertumbuhan ekonomi Tanjungpinang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan Batam maupun Bintan. Meski tidak memiliki industri berskala besar, Kota Gurindam ini mampu menjaga laju ekonominya tetap positif berkat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri kecil menengah (IKM).
Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati, menjelaskan bahwa setelah sempat terkontraksi minus 3,45 persen pada masa pandemi, ekonomi Tanjungpinang kini berbalik tumbuh 3,78 persen.
“Penggerak utama bukan industri besar, melainkan UMKM, IKM, kedai kopi, hingga sektor perikanan. Di Tanjungpinang terdapat lebih dari 600 kedai kopi, dan budaya ngopi ini menjadi kekuatan ekonomi lokal. Jadi tidak bisa dibandingkan langsung dengan Batam atau Bintan,” ujar Margaretha saat menghadiri Rapat Koordinasi Sensus Ekonomi 2026 di Gedung Dekranasda Kepri, Senin (29/9/2025).
Selain itu, geliat bazar UMKM, even wisata, hingga kegiatan budaya juga menjadi katalis kebangkitan ekonomi. Potensi ASN sebagai pasar konsumsi turut memperkuat perputaran uang di Tanjungpinang.
Margaretha menegaskan, Sensus Ekonomi 2026 akan menjadi momentum penting dalam memotret struktur ekonomi Tanjungpinang secara nyata. Data tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi daerah.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Tanjungpinang, dr. Elfiani Sandri, menegaskan pemerintah kota siap bersinergi menyukseskan sensus. “Sosialisasi perlu dilakukan sejak dini agar masyarakat memahami fungsi sensus dan mau menyampaikan data dengan jujur,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Diskominfo Tanjungpinang, Teguh Susanto, menambahkan pihaknya siap mendukung dengan penyediaan data sektoral serta gencar melakukan sosialisasi.
“Seperti yang disampaikan Kepala BPS Kepri, sensus nanti akan menghasilkan ‘harta berupa data’. Masyarakat tidak perlu ragu, karena data yang akurat akan bermanfaat untuk pembangunan bersama,” jelas Teguh. (RK9)







