KOTO Sentajo “tempoe doeloe’ merupakan “Bungo Koto” dari Kenegerian Sentajo. Bungo Koto merupakan ibu kota atau pusat pemerintahan dari Kenegerian Sentajo.
Semula tahun 1945 – 1974 Kantor “Wali Nagori” Sentajo berada di “Kodai Jauh” atau “Kadai Panjang”. Di sini Wali Nagori yang berkantor adalah: M. Mudahi gelar Ongku Loma dari Suku Piliang Soni, Usman Kadir Datuk Penghulu (Pitopang), Syamsuddin (Piliang Ujung Tanjung), Mohammad Samin (Pitopang), dan Rasulin (Piliang Soni)
Barulah awal 1975-an Kantor Kenegerian Sentajo pindah ke tepian Sungai Sonsang yang disebut juga Sungai Barutopang yang disingkat Rutopang. Kantor ini sekarang berada tepat di seberang cucian Imelda atau cucian milik Bahmada.
Kantor desa itu dibangun oleh Pemerintahan Orde Baru melalui dana Inpres tahun 1974. Sedangkan K Wali Nagori Sentajo yang pernah berkantor di situ adalah H. Bukhari S dan Sekretarisnya M. Nasir alias Nasiar Bungkuak.
H. Bukhari S dari Suku Piliang Ujung Tanjung kelahiran 1935 sekarang tinggal di Dusun Loban Muaro Sentajo. Dari pernikahannya dengan Elis, Imam – sapaan akrab punya enam anak: Ardison, Indra Jaya, Eliya, Sabaruddin, Rita, dan Deka
Sementara M. Nasir semasa hidup tinggal di Dusun Gontiang. Dia adalah pensiun dari kepolisian Republik Indonesia. Dari pernikahannya dengan Sampai, Nasir punya anak di antaranya Yulkusni Endisman, dan Incat.
Di atas tanah perkantoran itu dulu ada rumah Tjonik yang hidup sebatang kara. Setelah Tjonik meninggal dunia, rumah itu sempat kosong beberapa saat. Daripada kosong dan habis dimakan rayap, sejumlah pemuka tokoh masyarakat Sentajo sepakat menggunakannya sebagai kantor Wali Nagori.
Setelah dimekarkan tahun 1975 Kenegerian Sentajo dibagi jadi lima desa. Yakni: Koto, Kampung Baru, Pulau Komang, Pulau Kopung, dan Muaro. Sebutan Wali Nagori pun diganti dengan Kepala Desa.
Kepala Desa yang pernah berkantor di situ adalah Sawiruddin. Sementara M. Nur, Erianto, Asrizal, Rohaya, dan Heprianto berkantor di eks. SMP Muhammadiyah atau samping rumah Sawiruddin di tanah milik Persyarikatan Muhammadiyah Sentajo.
Sementara Heprianto dan Pejabat penggantinya Arliusman dan kini Bahmada berkantor di Jl. Pelajar RT 007 RW 004 Dusun Bukik Kode Pos 29567.
Kantor desa di Dusun Bukik dibangun tahun 2015. Pada masa pemerintahan Bupati Kuantan Singingi dijabat oleh Mursini yang menggantikan H. Sukarmis.
Data terkini jumlah penduduk Koto Sentajo 1643 jiwa yang tinggal di dua dusun: Dusun Gontiang terdiri 4 RT/ 2 RW dan Dusun Bukik terdiri 5 RT/ 2 RW. Saat ini Kepala Dusun Bukik adalah Dedisman. Sedangkan Kepala Dusun Gontiang adalah Ismet Rianto.
Desa Koto Sentajo sudah ditetapkan Kementerian Pariwisata RI sebagai desa Wisata di Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan Rumah Godang dan Mesjid Usang Raudatul Jannah ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
Ada yang unik dalam pemerintahan di Desa Koto Sentajo. Yakni mertua dan menantu pernah jadi kepala desa. Yakni Sawiruddin (mertua) dan menantunya Heprianto. Kini menantunya Bahmada jadi Pejabat Kepala Desa Koto
Dari pernikahannya dengan Juni, Sawiruddin punya anak Hj. Yusi Adrianti, Wirdanisa, Asriadi, Hj.Fitriyeni, Irma Suryani, Dona Afrisa, Asmirianto, Jasnawirita, Asri, dan Nora Sartika.
Heprianto yang beken dipanggil Peri Ahi menikah dengan Irma Suryani. Sementara Bahmada dengan Fitriyeni.
Bahmada dilantik Bupati Kuantan Singingi, H. Suhardiman menjadi Pejabat Kepala Desa tahun 2023. Ia menggantikan Arliusman yang mengundurkan diri karena purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara.
Lalu siapa yang bakal jadi Kepala Desa Koto definitif? Kita tunggu
Penulis: Sahabat Jang Itam
Share: 07-10-2925