RiauKepri.com, PEKANBARU- Kondisi semrawut kembali terlihat di sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru. Trotoar, badan jalan, hingga kawasan perkantoran kini banyak disulap menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL). Situasi ini menambah kesan kumuh di wajah ibu kota Provinsi Riau tersebut.
Dari pantauan di lapangan, lapak-lapak pedagang terlihat berjejer di atas trotoar dan sebagian memakan badan jalan. Bahkan di kawasan perkantoran elit seperti di sekitar Kantor Gubernur Riau dan Bank Indonesia, aktivitas serupa juga terjadi. Selain mengganggu estetika kota, keberadaan lapak liar ini turut menimbulkan kemacetan, memperburuk kebersihan lingkungan, serta membahayakan keselamatan pengguna jalan.
“Mau lewat aja susah, trotoar dipakai jualan semua,” kata pengamat kebijakan publik, Zulkarnain Kadir, saat dimintai tanggapan, Kamis (9/10/2025).
Ia menilai kondisi tersebut seperti dibiarkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru, padahal trotoar sejatinya diperuntukkan bagi pejalan kaki.
“Kalau dibiarkan terus, wajah kota bisa makin semrawut. Pemko harus tegas menertibkan, tapi juga sediakan solusi bagi pedagang,” ujarnya.
Zulkarnain juga menyoroti potensi hilangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) akibat aktivitas perdagangan liar yang tidak dikelola secara resmi. Ia khawatir kondisi ini justru menguntungkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
“Jika tidak ada langkah penertiban dan solusi konkret, cita-cita Pekanbaru menjadi kota yang nyaman, asri, bersih, tertib, dan indah tidak akan tercapai,” tambahnya.
Menurutnya, jika dibiarkan berlarut, persoalan ini bisa menimbulkan dampak sosial, keamanan, dan ekonomi. Ia mengingatkan bahwa pasar-pasar tradisional bisa kehilangan pembeli karena kalah bersaing dengan para pedagang yang menjamur di jalan, trotoar, dan pusat perkantoran. (RK1)