Menu

Mode Gelap
Pipa Minyak Bocor, HMI Meranti Desak Audit Independen dan Tanggung Jawab Penuh PT ITA Waspada Hujan Lokal dan Kilat — Prakiraan Cuaca Ahad, 12 Oktober 2025 di Kepulauan Riau Pipa Minyak PT ITA Bocor, Kades: Penanganan Lamban, Warga Mulai Mengungsi Gubernur Ansar: Tingginya Arus Pencari Kerja dari Luar Daerah Pengaruhi Angka Pengangguran Kepri Soal Pipa Minyak Bocor di Bagan Melibur, PT ITA Ngakunya Gerak Cepat Tangani Ceceran Minyak Bahas Rekonsiliasi hingga Hari Pers Nasional, PWI Kepri Gelar Rapat Pleno :Membangun Silaturasa, Bersama Menjaga Marwah

Riau

Soal Pipa Minyak Bocor di Bagan Melibur, PT ITA Ngakunya Gerak Cepat Tangani Ceceran Minyak

badge-check


					Pekerja dari PT ITA dibantu masyarakat setempat melakukan recovery pasca tumpahan minyak di Desa Bagan Melibur, Merbau, Kepulauan Meranti, Sabtu (11/10/2025). (Foto kiriman PT ITA). Perbesar

Pekerja dari PT ITA dibantu masyarakat setempat melakukan recovery pasca tumpahan minyak di Desa Bagan Melibur, Merbau, Kepulauan Meranti, Sabtu (11/10/2025). (Foto kiriman PT ITA).

RiauKepri.com, MERANTI- Setelah dua hari, terhitung Kamis malam (9/10/2025), kasus kebocoran pipa minyak di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, PT Imbang Tata Alam (ITA) buka suara: mengirim rilis kepada redaksi riaukepri.com, Sabtu malam (11/10/2025), dan mengaku bergerak cepat menangani ceceran minyak.

Dalam keterangan yang diterima riaukepri.com, disebutkan tim dari Divisi Produksi, Facility dan Safety, Health and Environtment (SHE) segera turun ke lokasi untuk menangani musibah tersebut.

Deputy Area Manager PT ITA, Hadi Purnawan, menegaskan, pihaknya sudah menurunkan berbagai tim untuk mengatasi kejadian tersebut. “Kita juga menurunkan tim medis ke lokasi untuk membantu mengecek warga yang tinggal di sekitar lokasi ceceran minyak. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada gejala yang mengkhawatirkan,” katanya.

Sebagaimana diketahui, pipa minyak PT ITA di KM 3.350 mengalami kebocoran pada Jumat, 10 Oktober 2025 pukul 02.30 WIB. Setelah menerima laporan dari tim patroli security tersebut, Tim Facility, Produksi, dan SHE segera ke lokasi untuk secepatnya melakukan penanganan. Sekitar 90 menit kemudian, tim berhasil menutup rembesan minyak tersebut dan melakukan langkah-langkah recovery selanjutnya.

Rembesan minyak ini berasal dari pipa yang usianya sudah cukup tua, di mana proyek penggantian pipa sedang berlangsung. “Progress pengelasan pipa baru sudah 95% dan pipa tersebut ditargetkan bisa beroperasi di tahun ini” katanya.

“Tim SHE juga melibatkan enam warga setempat untuk melakukan recovery dengan langsung mengambil minyak, tanah dan rumput yang terkena ceceran minyak sampai bersih dan tidak ada kontaminasi tanah yang tertinggal,” tambahnya.

Hadi menjelaskan bahwa dari laporan yang disampaikan luas areal yang terdampak sekitar 100 meter persegi. Dan pihaknya sudah melakukan pengecekan kadar gas yang ada di sekitar lokasi dengan gas detector. “Alhamdulillah kondisi normal dan tidak ada gas berbahaya di sekitar lokasi,” kata Hadi, seraya menambahkan pekerjaan recovery tersebut diperkirakan tuntas dalam 2-3 hari ke depan.

Hadi mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak seperti pemerintah desa dan masyarakat Desa Bagan Melibur, Pemcam Merbau dan Pemkab Meranti. Serta SKK Migas yang ikut memonitor perkembangan musibah tersebut.

Sebelumnya, kebocoran pipa PT ITA ini mendapat sorotan dari pakar perminyakan Riau, Prof Dr Eng Ir Muslim, ST, MT, IPU. Guru Besar Teknik Universitas Islam Riau (UIR) itu menekankan pentingnya penanganan lingkungan secara menyeluruh sesuai standar operasional prosedur (SOP) di industri migas.

Menurut Prof Muslim, tumpahan minyak harus dibersihkan sepenuhnya, termasuk pengangkatan tanah yang terkontaminasi. Profesor kelahiran Meranti ini mengingatkan, jika tanah tercemar hanya ditimbun, risiko pencemaran ulang tetap tinggi, terutama saat hujan atau cuaca panas. Ia juga mempertanyakan apakah proses pembersihan telah disaksikan dan disetujui oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Meranti.

Selain dampak lingkungan, Prof Muslim juga menyoroti pentingnya mengungkap penyebab kebocoran. Ia menyebut kemungkinan pipa mengalami korosi akibat usia, sambungan yang melemah, benturan alat berat, hingga tindakan ilegal seperti illegal tapping. Evaluasi menyeluruh dinilai penting agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.

“Jika penyebab kebocoran diketahui, mitigasi bisa dilakukan lebih tepat. Perusahaan pun sebenarnya sudah memiliki SOP, tinggal diawasi pelaksanaannya oleh pihak berwenang,” ujarnya. (RK12/*)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pipa Minyak Bocor, HMI Meranti Desak Audit Independen dan Tanggung Jawab Penuh PT ITA

12 Oktober 2025 - 03:25 WIB

Pipa Minyak PT ITA Bocor, Kades: Penanganan Lamban, Warga Mulai Mengungsi

11 Oktober 2025 - 22:12 WIB

MV Batam Jet Diduga Bawa Barang Ilegal Lewat Pelabuhan Pelindo Selatpanjang

11 Oktober 2025 - 18:42 WIB

Ini Penyebab Kebakaran di Pasar Kuok Kampar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah

11 Oktober 2025 - 17:48 WIB

Kebakaran Hebat Landa Pasar Kuok Kampar, Tujuh Kedai Ludes

11 Oktober 2025 - 17:04 WIB

Trending di Kampar