Menu

Mode Gelap
Pencari Kerang di Meranti Dilaporkan Hilang Pemkab Anambas Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gerai dan Pergudangan Koperasi Merah Putih Inilah Daftar Juara Aneka Lomba “Batam Peduli Palestina” yang Digelar Karang Taruna Kota Batam INTI Kepri Galang 200 Kantong Darah, Rayakan Sumpah Pemuda dengan Semangat Persatuan Ade Angga: DPD Golkar Karimun Sebagai DPD Percontohan DPD Golkar Kota dan Kabupaten Lain di Kepri BRK Syariah Dukung FinEXPO 2025, Dorong Masyarakat Lebih Inklusif dalam Akses Keuangan

Minda

Daerah Istimewa Riau Pilar Kedaulatan Masyarakat Riau

badge-check


					Sona Adiansyah, S.Kom.I  Perbesar

Sona Adiansyah, S.Kom.I

Berbicara tentang Daerah Istimewa Riau (DIR), tentu bukan sekadar wacana administratif. Ini adalah harapan besar masyarakat Riau, khususnya bagi komunitas etnis Melayu yang sejak lama menjadi akar dan induk kebudayaan Melayu di Nusantara.

Sejak masa silam, kedaulatan masyarakat Riau hidup di bawah naungan para sultan. Dari Kerajaan Indragiri, Siak Sri Indrapura, hingga kerajaan-kerajaan lainnya, Riau memainkan peran penting dalam membentuk peradaban dan sejarah bangsa ini.

Namun, perjalanan waktu membawa perubahan besar. Ketika tatanan pemerintahan modern lahir, para sultan Riau dengan jiwa besar memilih meleburkan diri ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebuah keputusan penuh pengorbanan yang menunjukkan kecintaan mereka terhadap persatuan bangsa.

Kini, setelah puluhan tahun berlalu, muncul kembali kerinduan untuk menghidupkan marwah Riau melalui penetapan status Daerah Istimewa Riau. Bukan demi kekuasaan, tetapi sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah, budaya, dan kontribusi besar Riau bagi Indonesia.

Kontribusi Riau terhadap kemerdekaan dan pembangunan bangsa tidak dapat diragukan. Dari sumber daya alam, tokoh-tokoh nasional, hingga nilai-nilai kearifan Melayu, Riau telah memberikan banyak hal bagi Indonesia. Nasionalisme masyarakat Riau terpatri kuat dalam semangat menjaga perdamaian dan keutuhan negeri.

Mengapa Riau perlu diistimewakan? Karena posisi Riau bagi bangsa Indonesia serupa dengan Yogyakarta—daerah yang memiliki kekhasan budaya, sejarah panjang kerajaan, dan kontribusi besar bagi negara. Jika Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan budaya, maka Riau dikenal sebagai negeri Melayu yang menjadi simbol marwah bangsa.

Lebih dari sekadar kekayaan alam dan potensi ekonomi, Riau adalah rumah besar bagi ras dan budaya Melayu. Jika ada yang bertanya di mana negeri Melayu di Indonesia, maka jawabannya jelas: di Provinsi Riau.

Langkah ini juga penting untuk mengubah persepsi bahwa dunia Melayu hanya ada di Malaysia, Brunei Darussalam, atau Singapura. Indonesia pun memiliki warisan Melayu yang kuat dan berakar dalam, yakni di Riau—negeri yang menjadi jantung peradaban Melayu di Tanah Air.

Sebagaimana Aceh dikenal dengan kekhasan Islaminya, Papua dengan keanekaragaman budayanya, maka Riau pun layak memiliki identitas istimewa yang diakui secara resmi oleh negara.

Atas dasar itu, kami—masyarakat Riau dari berbagai lapisan—berharap pemerintah pusat dapat memberi ruang dan pengakuan khusus terhadap Provinsi Riau, sebagaimana yang telah diberikan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kita ingin mewujudkan hal ini dengan cara damai, penuh kebijaksanaan, tanpa konflik atau kecemburuan sosial, melainkan demi semangat persatuan dan kemajuan bersama.

Indonesia adalah bangsa besar dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Sudah saatnya negara menjaga, menghormati, dan memuliakan kearifan lokal yang menjadi kekuatan sejati negeri ini. Dan Riau, dengan segala sejarah dan budayanya, pantas menjadi bagian dari kebanggaan itu.

Sona Adiansyah, S.Kom.I Tokoh Pemuda Pulau Burung & Sungai Guntung (Kateman). Sekaligus, anggota LAM Pulau Burung & Sungai Guntung (Kateman).

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Lis Darmansyah, Pemimpin Pujaan Tak Haus Pujian

18 Oktober 2025 - 14:03 WIB

Usah Peduli Cakap Orang

18 Oktober 2025 - 07:14 WIB

Menikmati Hidup dalam Jalan Menuju Allah

17 Oktober 2025 - 11:34 WIB

Pelestarian Tari Pasambahan di Era Modern: Tantangan dan Harapan

14 Oktober 2025 - 13:09 WIB

Bunga Rampai Pemekaran Kab. Kuantan Singingi (10): Nasib Pejuang Tak Seindah Bayangan

11 Oktober 2025 - 13:21 WIB

Trending di Minda