Berbicara tentang Daerah Istimewa Riau (DIR), tentu bukan sekadar wacana administratif. Ini adalah harapan besar masyarakat Riau, khususnya bagi komunitas etnis Melayu yang sejak lama menjadi akar dan induk kebudayaan Melayu di Nusantara.
Sejak masa silam, kedaulatan masyarakat Riau hidup di bawah naungan para sultan. Dari Kerajaan Indragiri, Siak Sri Indrapura, hingga kerajaan-kerajaan lainnya, Riau memainkan peran penting dalam membentuk peradaban dan sejarah bangsa ini.
Namun, perjalanan waktu membawa perubahan besar. Ketika tatanan pemerintahan modern lahir, para sultan Riau dengan jiwa besar memilih meleburkan diri ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebuah keputusan penuh pengorbanan yang menunjukkan kecintaan mereka terhadap persatuan bangsa.
Kini, setelah puluhan tahun berlalu, muncul kembali kerinduan untuk menghidupkan marwah Riau melalui penetapan status Daerah Istimewa Riau. Bukan demi kekuasaan, tetapi sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah, budaya, dan kontribusi besar Riau bagi Indonesia.
Kontribusi Riau terhadap kemerdekaan dan pembangunan bangsa tidak dapat diragukan. Dari sumber daya alam, tokoh-tokoh nasional, hingga nilai-nilai kearifan Melayu, Riau telah memberikan banyak hal bagi Indonesia. Nasionalisme masyarakat Riau terpatri kuat dalam semangat menjaga perdamaian dan keutuhan negeri.
Mengapa Riau perlu diistimewakan? Karena posisi Riau bagi bangsa Indonesia serupa dengan Yogyakarta—daerah yang memiliki kekhasan budaya, sejarah panjang kerajaan, dan kontribusi besar bagi negara. Jika Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan budaya, maka Riau dikenal sebagai negeri Melayu yang menjadi simbol marwah bangsa.
Lebih dari sekadar kekayaan alam dan potensi ekonomi, Riau adalah rumah besar bagi ras dan budaya Melayu. Jika ada yang bertanya di mana negeri Melayu di Indonesia, maka jawabannya jelas: di Provinsi Riau.
Langkah ini juga penting untuk mengubah persepsi bahwa dunia Melayu hanya ada di Malaysia, Brunei Darussalam, atau Singapura. Indonesia pun memiliki warisan Melayu yang kuat dan berakar dalam, yakni di Riau—negeri yang menjadi jantung peradaban Melayu di Tanah Air.
Sebagaimana Aceh dikenal dengan kekhasan Islaminya, Papua dengan keanekaragaman budayanya, maka Riau pun layak memiliki identitas istimewa yang diakui secara resmi oleh negara.
Atas dasar itu, kami—masyarakat Riau dari berbagai lapisan—berharap pemerintah pusat dapat memberi ruang dan pengakuan khusus terhadap Provinsi Riau, sebagaimana yang telah diberikan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kita ingin mewujudkan hal ini dengan cara damai, penuh kebijaksanaan, tanpa konflik atau kecemburuan sosial, melainkan demi semangat persatuan dan kemajuan bersama.
Indonesia adalah bangsa besar dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Sudah saatnya negara menjaga, menghormati, dan memuliakan kearifan lokal yang menjadi kekuatan sejati negeri ini. Dan Riau, dengan segala sejarah dan budayanya, pantas menjadi bagian dari kebanggaan itu.
Sona Adiansyah, S.Kom.I Tokoh Pemuda Pulau Burung & Sungai Guntung (Kateman). Sekaligus, anggota LAM Pulau Burung & Sungai Guntung (Kateman).