LAMR Berterima Kasih kepada Prabowo-Gibran, Adanya Kementerian Kebudayaan dan Putra Riau

RiauKepri.com, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka. Selain mengakomodir lembaga yang diajukan LAMR, putra Riau dijadikan menteri dalam kabinet yang mereka pimpin walaupun masih amat terbatas.

Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, didampingi Ketum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri H. Marjohan Yusuf, kepada media Senin petang (22/10). “Ya, InsyaAllah, putra Riau akan makin banyak terlihat berkaprah secara nasional pada tahun-tahun mendatang, ” kata Datuk Seri Taufik.

Datuk Seri Taufik mengaku, wacana adanya Kementerian Kebudayaan, telah muncul dalam satu dekade ini. Tapi LAMR mengusulkan lembaga tersebut secara tertulis kepada setiap calon presiden yang datang ke Riau, termasuk kepada Tuan Prabowo.

Baca Juga :  LAMR Keluarkan Warkah Petuah Amanah Pilkada 2024

“Saya yang menyampaikan langsung kepada beliau saat turun kampanye di Pekanbaru, Selasa 9 Januari 2024. Ini dilanjutkan pula secara lisan di ruang VIP Bandara SSK II, ‘ kata Datuk Taufik. Kesannya waktu itu, Prabowo gembira dengan usulan tersebut, bahkan mencetuskan gagasan itu pada debat calon presiden beberapa waktu kemudian.

Keberadaan Kementerian Kebudayaan yang terpisah dari sektor lain bermaksud untuk mengurus Kebudayaan secara lebih detil. Penanganannya harus berbeda dengan pariwisata bahkan dunia pendidikan. Budaya memiliki sasaran pelestarian, sekaligus pewarisan, dan pengembangan.

Baca Juga :  Tim Relawan Suwai Rohul Terbentuk, Pesan Syamsuar Menyentuh Hati

Tentu, Kebudayaan bukan hanya persoalan kesenian, tetapi perilaku. “Termasuk masyarakat adat, harus didekati secara budaya, bukan hanya sosial seperti selama ini sehingga kepedulian kepada masyarakat berdasarkan ukuran luaran, bukan dalaman berkaitan dengan nilai-nilai, ” katanya.

Ia memberi contoh, wadah pengambilan madu bisa diganti dengan modern seperti penangkaran lebah saat ini. Tetapi lebah dijadikan obyek, bukan subyek sebagaimana dalam tradisi Melayu. Dalam masyarakat Melayu, lebah dirayu untuk memberi madunya, bukan dirampas. Rayuan itu melalui pemiharaan dan semangat kata baik dalam bentuk mantra maupun pantun.

Riau merupakan satu dari sedikit provinsi yang telah memisahkan pengurusan kebudayaan dengan sektor lain yang diprakarsai oleh LAMR. Hasilnya luar biasa, sehingga pembangunan Kebudayaan Riau nomor empat terbaik di Indonesia setelah Yogyakarta, Jateng, dan Jatim.

Baca Juga :  BRK Syariah Fasilitasi Donor Darah Lion Club Jakarta Cosmo Charm dan PMI Pekanbaru

Dalam kesempstan ini juga, Datuk Seri Taufik mengatakan, pihaknya telah mengajukan belasan nama untuk memperkuat kabinet yang dipimpin Prabowo – Gibran. “Usahlah saya sebut nama–nama mereka ya. Mereka ada yang politisi, birokrat, akademi dari kebudayaan sampai ahli minyak dan hukum perusahaan. Raja Juli Antoni termasuk yang kita ajukan, meskipun kita tahu dia telah eksis selama ini yang patut kita dukung ” kata Datuk Taufik. (RK3)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *