RauKepri.com, INHIL – Selasa, 19 November 2024, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar Lokakarya Perencanaan Desa bertema Pelatihan Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk Penanganan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Camat Reteh, dengan melibatkan berbagai elemen pemerintah dan masyarakat yang tergabung dalam Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Camat Reteh, Zailani, S.Sos., Kapolsek Reteh yang diwakili oleh Aipda Apriadi, S.H., Danramil 07/Reteh yang diwakili oleh Serda Johansyah, dan Kasi PMD Kecamatan Reteh, Misbahuddin, S.K.M. Selain itu, hadir pula Lurah Pulau Kijang Kadarismansyah, S.E., Tenaga Penghubung Provinsi Riau Kediputihan 3 BRGM, Syahrudin, dan Pemateri Rahmad Hadi, S.H., M.H., serta perwakilan Satpol PP dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Kecamatan Reteh.
Dalam sambutannya, Camat Reteh Zailani, S.Sos., menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam mencegah Karhutla. Beliau mengapresiasi peran MPA dalam menjaga kelestarian lingkungan gambut dan mendorong kesadaran kolektif akan bahaya kebakaran lahan. Camat juga secara resmi membuka kegiatan lokakarya, diikuti dengan sesi foto bersama sebagai simbol solidaritas peserta.
Sementara itu, Kapolsek Reteh melalui Aipda Apriadi, S.H., menyampaikan pesan kamtibmas yang menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. “Pencegahan Karhutla bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Mari kita tingkatkan koordinasi antara aparat dan masyarakat untuk menciptakan kawasan gambut yang aman, produktif, dan bebas dari kebakaran,” ujarnya.
Kapolres Indragiri Hilir juga menyampaikan pesannya melalui Kapolsek Reteh, yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan pengawasan terhadap titik-titik rawan Karhutla. Kapolres mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan indikasi pembakaran lahan. “Kita semua adalah bagian dari solusi untuk mencegah bencana lingkungan yang merugikan banyak pihak,” tegasnya.
Lokakarya dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Rahmad Hadi, S.H., M.H., yang membahas strategi teknis pencegahan dan penanganan kebakaran lahan berbasis komunitas. Diskusi interaktif antara peserta dan pemateri memberikan wawasan baru tentang upaya mitigasi Karhutla yang lebih efektif.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem gambut. Melalui kolaborasi lintas sektor ini, Kecamatan Reteh diharapkan mampu menjadi model daerah yang tanggap dan mandiri dalam mengatasi ancaman Karhutla. (RK12).