RiauKepri.com, PEKANBARU – Untuk mengenali Melayu lebih mendalam di Kota Pekanbaru, mahasiswa Pendidikan Bahasa Melayu (PBM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak berkunjung ke Kecematan Senepelan, Selasa (19/11/2024). Senepalan adalah kampung lama di Kota Pekanbaru. Pekan Senapelan dahulunya tidak berkembang di bawah Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah. Namun, pada tahun 1784, putranya, Raja Muda Muhammad Ali, mendirikan Pekanbaru di tepi Sungai Siak. Pekanbaru ini kemudian berkembang pesat dan menjadi kota yang sekarang dikenal sebagai Pekanbaru.
Kegiatan mahasiswa PBM FIB Unilak ini dikemas dalam Tapak Tilas dengan tajuk “Berkunjung Makam Mahrum Pekan, Rumah Tenun dan Rumah Tuan Kadi” oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Melayu FIB Universitas Lancang Kuning.
Menurut Ketua Mahasiswa Program Studi PBM, Elsa Dwiyanti, kegiatan ini bertujuan pengembangan wawasan sejarah budaya Melayu yang ada di Riau, khususnya Pekanbaru. Elsa menyampaikan kegiatan ini didamping oleh Bapak Juswandi, S.S., M.A. selaku dosen mata kuliah kewirausahaan.
“Kegiatan ini juga dihadiri oleh narasumber Bapak Dadang Ilham, Pak Dadang juga memberi dorongan kepada mahasiswa, dan mentampaikan mahasiswa perlu lebih sering mempelajari sejarah dan budaya terutama di lingkungan sekitar mereka”, kata Elsa.
Saat di lokasi ini, kata Elsa, mahasiswa bersama-sama mengawali kegiatan dengan memanjatkan doa guna untuk menghormati jasa para pimpinan yang telah berjuang besar bagi masyarakat dan perkembangan budaya setempat. Selanjutnya, perjalanan berlanjut ke Rumah Tenun, sebuah pusat kerajinan tradisional khas Melayu. Di tempat ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung proses menenun kain tradisional, mulai dari persiapan bahan hingga menjadi kain. Tidak hanya sekadar melihat, mereka juga diajak mencoba pengalaman menenun secara langsung.
“Aktivitas ini memberikan wawasan baru tentang keindahan dan kerumitan seni tenun, sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal,” ujar Elsa.
Mahasiswa juga mengunjungi Rumah Tuan Kadi, salah satu rumah bersejarah di Pekanbaru. Di sana, mereka mendengarkan paparan dari narasumber mengenai sejarah rumah tersebut, termasuk peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan religius masyarakat pada masa lalu. Penjelasan ini memberikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana nilai-nilai kebudayaan dan agama menjadi pondasi kehidupan masyarakat Melayu.
Melalui rangkaian kegiatan ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan sejarah dan budaya, tetapi juga merasakan langsung pengalaman berharga yang mempererat ikatan mereka dengan warisan leluhur. Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk melestarikan budaya lokal di tengah dinamika zaman.
Kegiatan Tapak Tilas ini memberikan pengalaman bagi para mahasiswa. Selain mendapatkan ilmu dan wawasan tentang sejarah, mereka juga diajak untuk memikirkan apa saja nilai-nilai kewirausahaan yang terkandung dalam pelestarian budaya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sejarah dan kebudayaan yang ada di Riau, serta memperkuat rasa kebanggaan terhadap warisan lokal.
“Dalam konteks kunjungan ke Makam Marhum Pekan Senapelan Pekanbaru, Rumah Tenun, dan Rumah Tuan Kadi, berikut adalah tujuan yang ingin dicapai menghormati jasa pahlawan dan tokoh pendiri Kota Pekanbaru, Melestarikan kelompok seni tradisional di Rumah Tenun, Mengenal sejarah dan kehidupan sosisal di rumah Tuan Kadi,” jelas Elsa.
Dengan semangat yang selalu ada untuk menjaga warisan leluhur, mahasiswa Pendidikan Bahasa Melayu FIB Unilak adalah peran penting untuk dapat menjadi generasi penerus yang peduli terhadap budaya Melayu. Kegiatan ini juga bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga langkah nyata untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan seperti ini, warisan sejarah Melayu dapat terus hidup. (ED)