Skandal

Ilustrasi (net)

Cerpen Dang Mawar

Rendi adalah seorang mahasiswa yang kehidupannya biasa-biasa saja. Hari-harinya di kampus Universitas Sentosa dihabiskan dengan kuliah, belajar, dan sesekali nongkrong bersama teman-temannya. Namun, suatu hari, kehidupan Rendi berubah total ketika ia menyaksikan sebuah kejadian yang mengerikan di parkiran kampus.

Malam itu, setelah selesai mengikuti kelas sore, Rendi berjalan menuju parkiran untuk pulang. Di sana, ia melihat sepasang kekasih sedang beradu mulut dengan keras. Rendi berhenti sejenak, merasa tidak enak mendengar perdebatan mereka, tetapi ia tidak bisa mengalihkan pandangannya.

“Kenapa kamu selalu curiga padaku? Aku sudah bilang, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia!” teriak si cewek.

“Kamu pikir aku bodoh? Aku tahu kamu berbohong!” balas si cowok dengan nada marah.

Perdebatan mereka semakin memanas. Tiba-tiba, si cowok mengeluarkan pisau dari saku jaketnya dan menusukkan pisau itu ke dada si cewek. Rendi tercengang dan berteriak panik, “Tolong! Ada pembunuhan di sini!”

Rendi segera berlari mencari bantuan. Beberapa orang yang mendengar teriakannya berlari menghampiri. Namun, saat mereka sampai di tempat kejadian, tidak ada apa-apa. Tidak ada mayat, tidak ada bercak darah, bahkan pasangan yang bertengkar itu pun menghilang.

“Apa yang kamu bicarakan? Tidak ada apa-apa di sini,” kata seorang pria yang terlihat kesal.

“Tapi aku melihatnya sendiri! Seorang pria membunuh pacarnya di sini!” Rendi bersikeras.

Orang-orang yang dipanggil Rendi mulai marah dan menganggapnya hanya membuang-buang waktu. Mereka pergi meninggalkan Rendi yang masih shock dan bingung.

Namun, rasa penasaran Rendi tidak mereda. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dan memutuskan untuk menyelidikinya lebih lanjut. Hari-hari berikutnya, Rendi mulai mencari informasi tentang pasangan tersebut. Ia bertanya kepada teman-teman dan dosen, tetapi tidak ada yang tahu tentang kejadian itu.

Suatu hari, saat Rendi sedang duduk di taman kampus, seorang gadis menghampirinya.

“Hai, kamu Rendi, kan?” tanya gadis itu.

“Ya, benar. Ada apa?” balas Rendi.

“Aku dengar kamu melihat sesuatu di parkiran beberapa hari yang lalu. Aku ingin tahu lebih lanjut tentang itu,” kata gadis itu dengan nada serius.

Baca Juga :  Seluruh Komisioner Bawaslu Hadir Untuk Awasi Pendaftaran Cakada Rohil

Rendi merasa ada harapan. “Ya, aku melihat seorang pria membunuh pacarnya di sana. Tapi saat aku memanggil orang, mereka sudah menghilang.”

Gadis itu mengangguk. “Namaku Maya. Aku punya cerita yang mungkin bisa membantumu.”

Maya mulai bercerita tentang seorang mahasiswa bernama Andi yang pernah berkuliah di Universitas Sentosa. Andi memiliki pacar bernama Dinda. Beberapa tahun yang lalu, Andi dituduh membunuh Dinda di parkiran kampus setelah bertengkar hebat. Namun, polisi tidak pernah menemukan jasad Dinda atau bukti pembunuhan. Andi akhirnya ditangkap dan dirawat di rumah sakit jiwa, di mana ia dinyatakan mengalami gangguan mental.

“Tapi Andi sudah meninggal di rumah sakit jiwa itu beberapa bulan yang lalu,” kata Maya.

Rendi terkejut. “Jadi, yang aku lihat itu… arwah mereka?”

Maya mengangguk. “Banyak yang bilang, arwah Andi dan Dinda masih berkeliaran di kampus ini, mengulangi tragedi yang sama.”

Rendi merasa merinding. Ia tidak percaya dengan cerita hantu, tetapi apa yang ia lihat seakan membuktikan itu.

“Terima kasih, Maya. Aku akan mencoba mencari tahu lebih lanjut tentang ini,” kata Rendi.

Beberapa hari kemudian, Rendi pergi ke perpustakaan kampus dan mencari arsip berita tentang pembunuhan itu. Ia menemukan artikel lama yang menggambarkan kejadian tersebut dengan detail. Rendi merasa semua mulai masuk akal.

Namun, ketika Rendi sedang membaca artikel itu, seorang pria tua mendekatinya.

“Anak muda, berhati-hatilah. Tidak semua yang terlihat adalah kenyataan,” kata pria itu dengan suara berat.

Rendi tertegun. “Maksud Anda apa, Pak?”

Pria itu tersenyum tipis. “Beberapa orang berusaha menutupi kebenaran dengan cerita hantu. Tidak semua cerita tentang arwah itu benar. Terkadang, kebenaran lebih mengerikan daripada yang kita bayangkan.”

Rendi merasa ada yang janggal. Ia mulai merasa bahwa ada konspirasi di balik kejadian tersebut. Ia memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam tentang Andi dan Dinda. Setelah beberapa waktu, Rendi menemukan bahwa keluarga Dinda adalah keluarga yang berpengaruh di kota ini. Mereka menggunakan kekuatan mereka untuk menutupi skandal tersebut dan membuatnya terlihat seperti cerita hantu.

Baca Juga :  BRK Syariah Jadi Pionir Dalam Program EKI OJK di Kampung Sengkemang

Rendi mengunjungi rumah keluarga Dinda dan bertemu dengan kakak Dinda, Reza. “Selamat sore, Pak Reza. Saya Rendi, mahasiswa Universitas Sentosa. Saya ingin tahu lebih lanjut tentang kejadian yang menimpa Dinda beberapa tahun lalu.”

Reza terlihat gugup sejenak sebelum menjawab. “Kenapa kamu ingin tahu tentang kejadian itu?”

Rendi menjelaskan bahwa ia melihat kejadian aneh di parkiran kampus dan merasa bahwa ada yang tidak beres. Reza menghela napas panjang. “Baiklah, masuklah. Mari kita bicara di dalam.”

Di dalam rumah, Reza menceritakan bahwa keluarganya sangat terpukul oleh kejadian tersebut. Namun, Rendi merasa bahwa ada sesuatu yang tidak diceritakan oleh Reza. Rendi menyadari bahwa Reza selalu menghindari kontak mata saat berbicara tentang Dinda dan Andi.

Setelah pertemuan itu, Rendi mencari informasi lebih lanjut tentang Reza. Ia menemukan bahwa Reza memiliki catatan kriminal tersembunyi. Rendi semakin yakin bahwa ada konspirasi yang lebih dalam.

Suatu malam, Rendi mendatangi rumah Reza secara diam-diam dan mendengar percakapan yang mencurigakan antara Reza dan seorang pria.

“Kita harus pastikan tidak ada yang tahu bahwa kamu yang membunuh Dinda. Semua orang percaya bahwa Andi yang melakukannya,” kata pria itu.

Reza menjawab, “Ya, Andi memang mudah dimanipulasi. Kasihan dia, dia hanya dijadikan kambing hitam.”

Seorang pria berparuh baya itu menghela nafasnya, ia menatap geram Reza. “Kamu juga membuat masalah Reza!  Membunuh adikmu karena adikmu tidak mau meminjamkan duit untuk beli miras, apa yang kamu pikirkan!”

Reza menundukkan kepalanya, papanya itu hanya mendecak .”Bagaimana ada orang bisa tau kasus ini, padahal aku sudah menutupi dengan baik. Sampai kebenaran ini diketahui, jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini.”

Rendi terkejut dan segera merekam percakapan tersebut dengan ponselnya. Ia akhirnya memiliki bukti bahwa Reza yang sebenarnya membunuh Dinda dan memfitnah Andi. Rendi segera menghubungi Maya dan menunjukkan rekaman tersebut.

“Ini bukti yang kita butuhkan. Kita harus melaporkan ini ke polisi,” kata Maya.

Rendi terlihat ragu, “Aku sebenarnya ragu, apa benar polisi akan mau membuka Kasus ini?”

Baca Juga :  SISI GELAP

Maya mengerutkan keningnya, “Maksud kamu? Pastilah mereka mau!”

Rendi menggelengkan kepalanya, “Aku rasa tidak, May, kasus ini saja ditutupin. Berarti polisi ikut adil dalam kasus ini.”

Maya terdiam, apa yang dikatakan Rendi benar. “Terus, apa yang harus kita lakukan?” Maya menahan tangisnya. “Dinda pasti merasa tercekik saat ini, kebenaran yang sebenarnya ditutup oleh kebohongan,” ucap Maya.

Rendi kebingungan, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Rendi mendapat ide yang cemerlang. “Ah, aku tau bagaimana cara mengungkapkan kebenarannya.”

Maya menatap Rendi dengan kebingungan, “Bagaimana caranya Rendi?”

Rendi mengambil hpny, terus tersenyum miring, “Kita lakukan dengan cara abad ke-21.”

Maya yang mengetahui itu tersenyum. “Pintar kamu Rendi!”

Lalu, Rendi pun mengungkapkan kebenaran di Twitter. Dan itu membuat kasus itu kembali naik dan viral, sampai netizen menggali kebenaran.

Dan mengungkapkan kasus yang lebih besar lagi, korupsinya Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Adimas Sugianto. Sang ayah yang sengaja menutupi kasus narkoba dan mabuk sang anak yang bernama, Reza Abimar.

Hal itu membuat netizen protes atas polisi, karena didesak oleh netizen polisi akhirnya bergerak oleh kasus viral itu. Setelah tiga hari kekacauan di internet, Maya dan Rendi duduk bangku taman kampus.

“Untunglah kebenaran itu diungkapkan ya, Ren,” ujar Maya senang.

Rendi menganggukkan kepalanya,”Ya May, senang rasanya. Tapi aku merasa, ada yang mengganjal di hatiku.”

“Kenapa?” Maya melihat ke arah Rendi.

Rendi diam sejenak, “Semua orang tau rumor tentang hantu itu, tapi tidak pernah melihatnya secara langsung. Tapi kenapa aku yang mereka targetkan untuk mengungkapkan kebenaran ini? Kenapa Dinda memunculkan diri kepadaku?”

“Akupun tidak tau…” ucap Maya.

Rendi hanya terdiam, tapi sudut matanya melihat seorang perempuan berambut pendek dengan leher bekas cekikan menatapnya sambil tersenyum lebar menakutkan. Melihat itu Rendi terdiam. Apa benar kasus itu berakhir begitu saja?

Dang Mawar adalah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *