RiauKepri.com, KAMPAR– Sungai Kampar sore itu terlihat seperti biasa, air mengalir tenang di permukaan, namun ternyata menyimpan arus kuat di bawahnya. Bagi Reno, pemuda 27 tahun asal Bengkalis, Kamis (29/5) menjadi hari yang tak pernah diduga akan jadi pertemuan terakhirnya dengan alam dan teman-temannya.
Reno datang bersama empat rekannya ke Desa Bandar Picak, Kabupaten Kampar, untuk mencari ikan. Aktivitas yang biasa, yang mereka lakukan dengan semangat dan tawa. Namun, semuanya berubah saat Reno terpeleset saat mencoba menyeberangi sungai. Arus deras langsung menyeret tubuhnya yang tak sempat berpegangan apa pun. Rekan-rekannya hanya bisa menatap, panik dan putus asa, saat sosok Reno menghilang di bawah derasnya aliran air.
Pencarian langsung dilakukan warga dan aparat desa malam itu, meski hanya dengan peralatan seadanya. Harapan masih menyala, mungkin Reno masih bisa ditemukan, mungkin ia berhasil menepi di tempat lain. Tapi waktu terus berjalan dan kabar baik tak kunjung datang.
Pagi harinya, laporan resmi diterima Kantor SAR Pekanbaru. Enam personel penyelamat segera diberangkatkan ke lokasi. Dengan menyusuri sungai dan dibantu perangkat pendeteksi bawah air Aqua Eye, mereka bekerja sama dengan masyarakat, berpacu dengan waktu dan arus sungai yang tak bersahabat.
Akhirnya, Jumat siang pukul 11.20 WIB, tubuh Reno ditemukan sudah tak bernyawa, sekitar 100 meter dari titik awal ia dilaporkan hilang. Tangispun pecah. Seorang anak muda, yang mungkin hanya ingin membawa pulang ikan untuk makan malam bersama keluarga, kini dibawa pulang dalam sunyi.
Jasad Reno dievakuasi ke Puskesmas setempat, menandai akhir dari operasi SAR yang penuh harap dan duka. Kepala Tim SAR menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Tapi di balik itu semua, satu keluarga kini kehilangan anak, mungkin saudara, atau mungkin calon kepala rumah tangga.
Reno hanyalah satu dari banyak kisah tragis tentang alam yang tak bisa ditebak. Tapi kisahnya menjadi pengingat, tentang pentingnya kewaspadaan, tentang betapa berharganya nyawa, dan tentang kesedihan yang bisa datang bahkan di hari yang terlihat biasa. (RK1/*)