Harmoni Kata: Sukses Alih Wahanakan Karya Sastra Melayu Klasik ke Media Musik

RiauKepri.com, TANJUNGPINANG — Keberhasilan pementasan Harmoni Kata yang diselenggarakan Samudra Art Production di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman Tanjungpinang, Sabtu (14/9) lalu, tidak lepas dari proses panjang yang telah dilalui.

Sebagai alih wahana sastra Melayu klasik ke media musik, Harmoni Kata memerlukan setidaknya penjaringan bakat para pelajar se-Kota Tanjungpinang selama tujuh hari, kemudian para pelajar terpilih tu mengikuti lokakarya kesastraan selama enam hari, dan 18 kali sesi latihan bersama.

“Total hampir tiga bulan kami mempersiapkan Harmoni Kata,” kata Ketua Samudra Art Production, Adi Lingkepin.

Durasi itu, kata Adi, belum termasuk proses penyiapan proposal konsep sampai kemudian Samudra Art Production bisa terpilih sebagai penerima bantuan pemerintah bidang kebahasaan dan kesastraan dari Pusat Pengembangan Bahasa dan Sastra Kemendikbud RI.

Baca Juga :  Gegara Sejarah; Episode Pilkada

“Kami bersyukur sekali proposal kami diterima. Kami ingin mengembangkan sastra di Tanjungpinang melalui medium alih wahana musik etnik, sekaligus mengapresiasi musisi muda yang ada,” ujar Adi.

Alih wahana sastra Melayu ke media musik bukan suatu yang baru bagi Adi Lingkepin. Pada 2017, bersama Samudra Ensemble, Adi merilis album “Sedayoung Kepri” yang banyak memuat lagu-lagu dari alih wahana sastra klasik ke musik, seperti “Boria”, “Gurindam Plus”, dan “Progressive Makyong”.

Lalu bukan suatu kebetulan pula bahwa pada tahun-tahun sebelumnya Adi erat bersentuhan dengan musik dan pelajar. Sebagai pelatih musik di jenjang SMP, Adi berhasil membawa delegasi Tanjungpinang membawa pulang empat medali emas (2019, 2021, 2022, dan 2023) dari cabang musik tradisi jenjang SMP pada FLS2N tingkat nasional.

Baca Juga :  Bintan Telani Borong 5 Trofi Parade Tari Nasional 2024

Rekam jejak itu ditambah persiapan panjang produksi adalah rahasia di balik kegemilangan pementasan Harmoni Kata yang membawakan repertoar panjang berjudul “Intan Payung” yang bersumber dari karya-karya sastra Melayu klasik, seperti Gurindam Dua Belas, syair-syair Raja Ali Haji, dan pantun-pantun pusaka.

“Tentu juga kami tidak bisa melepaskan diri dari dukungan pihak sekolah. Itu elemen penting yang ikut menyukseskan pertunjukan Harmoni Kata,” kata Adi.

Adapun 20 pelajar yang terpilih mengikuti program Harmoni Kata kemarin adalah: Alfazri Ihsan Rizki, Haixel Annvir Yacub, Junica Dannia Davinna, Rakha Zayyan Ramadhan, dan Vighea Putri Zaskya dari SMAN 1 Tanjungpinang.

Baca Juga :  Melestarikan Bahasa Daerah agar Tidak Punah

Anne Marecta Sirait, Assyifa Zannatul Fadilla, Christian Jonathan Anugrah Putra L Tobing, Earlyta Kombongan, Keisya Ata Bintannisa, dan Octharissa Fridawani Syawalian dari SMAN 2 Tanjungpinang.

Maharani dari SMAN 4 Tanjungpinang. Herdli Egiputra Dharmarianto, Raffy Azaldi, Viona Angelin, dan Andrew Joel Panjaitan dari SMKN 1 Tanjungpinang.

Saffrina Hartanti dari SMKN 2 Tanjungpinang. M Ar Rafly Zilzian Simamora dari SMKN 4 Tanjungpinang. Herawaty Boru Galingging dan Wildan Rifqi Arshavin dari SMPN 7 Tanjungpinang. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *