Sempena Hari Pantun Nasional 2024, Budayawan Meranti Siapkan 700 Bait Pantun

Afrizal Cik

RiauKepri.com, MERANTI- Afrizal Cik, Budayawan Riau asal Kepulauan Meranti telah menyiapkan tujuhratus bait pantun bersempena menyambut Hari Pantun Nasional yang jatuh pada 17 Desember 2024 hari ini. Tujuhratus pantun dengan tujuhpuluh tema itu diberi judul Pantun untuk Riau. Pantun itu ditujukan kepada mereka para pemimpin Riau.

Kepada media ini, Afrizal Cik menyampaikan bahwa direncanakan hari ini atau besok beliau akan menyerahkan dokumen pantunnya kepada Bupati Kepulauan Meranti melalui Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kepulauan Meranti. Selanjutnya dokumen pantun tersebut juga akan disampaikan kepada Gubernur Riau melalui Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau.
“Ini merupakan hajat pribadi dari diri saya sebagai pecinta sastra budaya. Saya mendukung penuh penetapan tanggal 17 Desember sebagai Hari Pantun Nasional. Ini juga merupakan bukti dukungan saya kepada upaya Almarhum Datuk Raja Yoserizal Zen yang telah memperjuangkan dan mendeklerasikan penetapan hari pantun nasional. Semoga segala amal baik Almarhum Datuk Yose diterima Allah SWT sebagai pahala yang tiada putusnya”, ungkap Afrizal Cik.

Baca Juga :  Masrul Kasmy Demi Kesejahteraan Kepulauan Meranti

Ketika ditanya isi dari tujuhratus pantun itu tentang apa saja, Afrizal Cik menjelaskan bahwa, semuanya bercerita tentang keadaan Riau saat ini. “Bersempena Hari Pantun Nasional 2024 ini, melalui pantun saya menyampaikan kondisi Riau saat ini, baik suka maupun duka, hitam ataupun putih, bersama warna-warni kehidupan masyarakat Riau pada umumnya. Kalau saya menyampaikan dalam bentuk artikel atau tulisan lainnya, mungkin orang akan sulit untuk membaca, sebab perlu uraian dan penjelasan yang lebih panjang. Supaya lebih mudah dan ringkas saya menyampaikannya dengan pantun. Karena menurut orang-orang tua, penyampaian sesuatu dengan pantun terdapat suatu kesantunan budi di dalamnya, karena pantun adalah pucuk budi bahasa,” jelas Afrizal Cik.

Ketika awak media ini bertanya kepada Afrizal Cik atau yang sering disapa Dato’ JE kapan beliau menulis tujuh ratus bait pantun ini, sambil tersenyum beliau mejawab, “Kadang-kadang sambil duduk ngopi, ditulis dulu di handphone, sambil mancing, yang paling banyak itu ketika dalam perjalanan, tak ada buat bersendirian, saya menulis pantun sesuai apa yang saya lihat di lapangan. Kalau melihat laut, lautlah temanya, kalau terlihat kapal ya kapallah temanya, begitu juga kalau melihat bukit, bakau, sungai dan hutan,” ungkap lelaki yang berhasil menjadi Juara I Lomba Pantun yang ditaja oleh Balai Bahasa Provinsi Riau Tahuh 2021, dan Lomba Pantun yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Tahun 2023.

Baca Juga :  Zahwani Pandra Arsyad ke Meranti, Begini Keakrabannya dengan Masyarakat dan Puluhan Wartawan

Lelaki Pengiat Sastra Budaya ini juga telah menuliskan puluhan judul buku cerita rakyat, hikayat, dongeng, legenda, dan novel serta buku sejarah sejak tahun 2001. Beliau juga berhasil menjadi Pemenang Sayembara Penulisan Novel Anak Berbahasa Melayu Riau pada tahun 2022, mendapatkan Banpem bidang Kebahasaan dan Kesastraan Tahun 2023 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Afrizal Cik juga merupakan salah seorang Penerima Anugerah Budaya Provinsi Riau tahun 2024.

Afrizal Cik berencana pantun-pantun yang disusunnya sempena menyambut hari pantun tahun 2024 ini akan dibukukan. Beliau menyampaikan bahwa buku tersebut akan diterbitkan oleh Penerbit Asa Riau Group Pekanbaru dalam waktu dekat.

Baca Juga :  Polsek Rangsang Barat Intens Sampaikan Pesan Pilkada Damai ke Masyarakat

Sebelumnya pada tahun 2023 lalu Afrizal Cik menyiapkan seribu bait pantun dalam rangka Deklarasi Hari Pantun Nasional. Seribu pantun itu pula telah dibukukan dalam buku yang berjudul Pantun Pucuk Budi Bahasa. Buku setebal 206 halaman itu diterbitkan oleh Penerbit Cahaya Firdaus Pekanbaru.

Afrizal Cik juga yakin, selain dirinya, masih ada puluhan atau ratusan orang lainnya para penggiat literasi, sastrawan dan budayawan di berbagai daerah yang menulis pantun sempena hari pantun tahun ini.

Sebelum menutup pembicaraan Afrizal Cik, sempat juga menyampaikan beberapa bait pantun di antaranya:

Rumpun gemuk si kayu ara//Tinggi menjulang berdaun lebat//Pantun pucuk budi bahasa//
Tanda orang yang punya adat.

Kayu punak elok tersusun//Papan tegap dibuat lantai//Kalau tidak karena pantun //Tak akan sedap pesan disampai.

Air mawar direnjis-renjis//Tepung tawar restu dan doa//Pantun dipakai dibanyak majelis//Tanda budaya masih terjaga.

Sebagai kata penutup, Afrizal Cik mengucapkan, “Selamat Hari Pantun Nasional. Semoga pantun tetap lestari dan semakin berkembang di tanah air kita ini.” *

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *