Menu

Mode Gelap
Kogabwilhan I Bersama Bank Indonesia Kompak Mendorong Penguatan Pangan di Kepri Mantan Napi Bagi Makanan di Jalan, Mapijek Tanjungpinang Buktikan “Masa Lalu Bukan Akhir Segalanya” TMMD Batam 2025 Fokus Bangun Kampung & Perkuat Wawasan Kebangsaan, Pemko Total Dukung Ribuan Imam, Mubaligh, dan Guru Ngaji Dapat Insentif, Amsakar: Ini Bentuk Cinta Kami untuk Pejuang Dakwah H. Sidik: Orang Kaya Baserah Tempoe Doeloe Tanjungpinang Seragamkan Jadwal Sekolah PAUD hingga SMP Masuk 21 Juli 2024

Minda

Lis, Loyalitas Integritas Solidaritas

badge-check


					Lis, Loyalitas Integritas Solidaritas Perbesar

Oleh : Buana F Februari
Penulis adalah Kawan Baik Lis Darmansyah

Ada dua tipe pemimpin di dunia ini, ada pemimpin yang “dilahirkan” dan ada yang “dijadikan”, pemimpin yang dilahirkan adalah mereka yang mendapat anugerah dari Sang Pencipta, karena sejak dilahirkan dan menjalani kehidupan selalu mendapat tempat terdepan dan dipercaya menjadi utusan atau yang mengetuai barisan, sedang pemimpin yang dijadikan adalah mereka yang beruntung bisa menjadi besar karena dukungan baik dari orang tua, saudara maupun teman atau lingkungan pergaulannya.

Sebelum mengupas lebih dalam soal pemimpin, saya mau berbagi cerita dulu ke para pembaca tentang sejarah perjalanan hidup saya dengan seseorang yang baru Khamis kemarin, (9/01/2025), ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungpinang sebagai Wali Kota terpilih, siapa lagi kalau bukan abangda H. Lis Darmansyah, SH atau yang lebih akrab disapa Lis.
Saya dan bang Lis, terpaut usia 10 tahun, sejak saya kecil sudah berinteraksi dengan keluarga besarnya, saya dibesarkan di Jalan Kemboja, Kota Tanjungpinang , di satu pemukiman setempat bernama Kampung Melati, rumah saya persis di depan Masjid Al-Jannah Tunna’im. Salah satu keponakan bang Lis, Ibrahim namanya, pelatih Tarung Drajat, paling dekat dengan saya dan beliau sudah berpulang ke Rahmatullah sejak 10 tahun yang lalu. Ketika akan berangkat kuliah dan untuk pengurusan KTP, saya juga dibantu oleh mertua bang Lis yang bertugas di Kantor Lurah Kemboja kala itu, saya memanggilnya Bu Noy, tanpa menunggu lama .semua kelengkapan administrasi selesai cepat di tangan Bu Noy.

Seiring waktu, menjadi aktifis pergerakan membuat saya dan Winata Wira (kini Dosen tetap UMRAH) pernah dipanggil ke Hotel Indonesia (sekarang Hotel Indonesia Kempinski) oleh bang Lis, saat itu bulan puasa, dan saya masih ingat, Akim, pengusaha keturunan Tionghoa mengetuk pintu kamar kami dan mengantarkan nasi Padang untuk kami sahur, “Bang, ini nasi dari pak Ketua”, sebut Akim, bang Lis memang seorang Ketua DPRD Kota Tanjungpinang, bahkan ketua pertama dalam sejarah setelah terbentuknya Tanjungpinang menjadi kota otonom tahun 2001.

Ada momen tak terlupakan juga saat saya bertemu Andi Cori Fatahuddin di depan kantor DPRD Kota Tanjungpinang (sekarang di samping Kantor Camat Tanjungpinang Barat), Cori yang baru dilantik menjadi Anggota DPRD memeluk saya dan kami saling memaafkan, saya dan Cori pernah berada dalam satu sesi aksi demontrasi, saya bersama Endri Sanoppaka (Eks. Ketua STISIPOL Raja Haji), Rahmat (ASN Pemprov Kepri), Fredy (Pengusaha Batam) dan Baharuddin (Sekretaris Tim Pemenangan Lis-Raja), berlina kami mendemo DPRD Kabupaten Kepri yang diketuai Huzrin Hood, Cori meneriaki kami dengan lantang , tapi sedikit pun kami tak mundur, sampai-sampai puluhan warga Flores dari 9 Desa di Lagoi turun merengsek kami, barulah kami berlima “diamankan” ke kantor Polres Tanjungpinang. Itulah sebabnya sampai sekarang hubungan saya dan Cori menjadi sangat akrab dan baik, saya paham dibalik sikapnya yang keras tersimpan jiwa kesetiakawanannya yang tinggi.
Di hari saat bertemu Cori itu, saya dan teman-teman aktifitas memang ingin bersilaturahmi dengan bang Lis selaku Ketua DPRD dan pertemuan tersebut juga dihadiri Fauzi Saleh (Wakil Ketua DPRD), dalam obrolan hangat bersama kami sesekali bang Lis menyalakan rokoknya dengan percikan api dari mancis St. Dupont miliknya, di usia yang baru menginjak 32 Tahun, Lis sudah mampu membuktikan kepemimpinannya sebagai Ketua DPRD Tanjungpinang dan saya salut sekali.

Lama tak berjumpa sejak itu, saya sibuk dengan pekerjaan borongan sebagai kontraktor sedang bang Lis menanjdk naik menjadi Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau lalu terpilih menjadi Wali Kota Tanjungpinang pada tahun 2013,
di tahun 2014 kami bertemu di gedung Asta Graha, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. Saya menjadi peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA,) LI dengan lama pendidikan 7,5 bulan, bang Lis juga menjadi peserta Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) dengan lama pendidikan 3 bulan, pertemuan ditandai dengan cipika cipiki (tanda persaudaraan sesama alumnus Lemhannas), saya dan bang Lis merasa senang kami berdua bisa mengenyam pendidikan di lembaga elit negara dan kami terhimpun di Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL), Bravo IKAL…

Pemimpin, sebagaimana saya uraikan di awal tulisan ini, merupakan orang yang jelas memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, saya dapat memberi gambaran bang Lis masuk kategori pemimpin yang “dilahirkan”, sejak kecil dirinya selalu menjadi yang terdepan, menjadi Ketua Kelas adalah langganan jabatannya di sekolah sampai ketika menempuh pendidikan perhotelan di Bandung, bang Lis pun selalu menjadi harapan teman-temannya sebagai penyampai aspirasi mereka. Maka tak heran ketika masuk ke dunia politik, karirnya terus berkibar, boleh dicek rekam jejak politik bang Lis belum pernah jadi kutu loncat, loyalitasnta kepada partai tak bisa ditawar-tawar lagi, soal integritas juga jangan ditanya, berderet jabatan politik pernah disandangnya namun tidak satu pun yang mengandung unsur dugaan perbuatan melawan hukum apalagi korupsi, bang Lis adalah pejabat publik yang selalu mengedepankan Good and Clean Governance (GCG), sistem ini adalah tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik, yang mencakup pengawasan dan kontrol terhadap kekuasaan pemerintah, itulah kenapa saat kembali terpilih menjadi Wali Kota Tanjungpinang, bang Lis merasa perlu melakukan pembenahan, di periode ia menjabat sebelumnya yakni 2013-2018, Tanjungpinang memang berubah derastis menjadi kota modern yang Madani, periode 2018-2023 terlepas dari tangannya dan baru periode 2025-2030 ini bang Lis kembali memimpin Tanjungpinang, kemampuan dan kapabilitas bang Lis tak perlu diragukan lagi, jiwa solidaritas yang dimilikinya pun ikut menjadi penunjang keberhasilannya sebagai pemimpin, meski ada kalanya saya dan bang Lis berbeda pendapat terhadap suatu kondisi namun setiap saya menghadapi persoalan, bang Lis tak pernah tidak menolong, hal yang menurut saya sukar dihilangkan dari sosok bang Lis adalah pembawaannya yang merakyat, setiap ada undangan dari warga, sepanjang tidak ada halangan maka pasti ia hadir bahkan ikut menyumbang lagu, termasuk di acara pernikahan adik saya, terimakasih bang Lis. saya bersaksi, Lis Darmansyah adalah orang baik ..

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

H. Sidik: Orang Kaya Baserah Tempoe Doeloe

11 Juli 2025 - 13:28 WIB

Uhat “Kabag” Terlama di Kantor Bupati Kuantan Singingi

10 Juli 2025 - 11:21 WIB

Sinar Riau Pelawak Bersuara Merdu

10 Juli 2025 - 00:48 WIB

Lubisman “Sagiro” Pengemar Berat Artis Benyamin

9 Juli 2025 - 08:42 WIB

Romeo dan Juliet dari Kuantan Singingi

8 Juli 2025 - 08:21 WIB

Trending di Kuansing