LAMR Sambut Rencana Menebalkan MULOK di Bandara SSK II

Ketua Harian LAMR Datuk Taufik Ikram Jamil dan pengurus LAMR sedang berfoto bersama General Manager II Angkasapura SSK II Radityo Ari Purwoko

RiauKepri.com, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menyambut baik rencana menebalkan muatan lokal (Mulok) Melayu Riau di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II (Bandara SSK II) , Pekanbaru. Lembaga ini akan memberi saran baik diminta atau tidak diminta untuk mewujudkan rencana tersebut karena merupakan bagian kegiatan LAMR itu sendiri berdasarkan amanah nasional dan daerah, bahkan kemanusiaan secara luas.

Hal tersebut muncul dalam kunjungan General Manager II Angkasapura SSK II Radityo Ari Purwoko yang didampingi dia stafnya ke LAMR Prov Riau, Jln. Diponegoro, Senin (3/2/2025). Mereka diterima Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil didampingi sejumlah pengurus seperti Dt Tarlaili, Dt Fadli, Dt Syaiful Anuar, dan Dt Toni Widiastono.

Baca Juga :  Disaksikan Berbagai Pihak Bupati Siak Drs Alfedri Msi, Tanam Pohon Mangrove di Taman Wisata Mangrove Permata Penghulu KOK Ahmad

Menurut Radityo Ari Purwoko, pihaknya berkeinginan, sekali lihat saja, SSK II langsung memperlihatkan sisi Melayu Riau. “Begitu turun dari pesawat, kesan Melayu Riau langsung menyapa mata orang, begitu juga dengan bunyinya, bahkan aromanya. Hidung kita misalnya, langsung mencium satu bau sebagai aroma Arab ketika berada di tanah Arab, lalu aroma Melayu Riau di tanah Riau, bagaimana? ” kata Radityo Ari Purwoko, akrab disapa Oki.

Untuk itu, pihak SSK II telah mengancang-ancang desainer ternama untuk menggarapnya. Tapi bukan mereka yang mendikte konsep dan wujud desainnya, tetapi Melayu Riau itu sendiri antara lain lewat LAMR. Diperlukan diskusi-diskusi intensif untuk itu mulai tahun sekarang yang diharapkan dapat terealisasi tahun 2026.

Baca Juga :  Golkar Dumai Siap Menangkan Suwai dan Fatonah

Dalam kesempatan itu, Datuk Seri Taufik menjelaskan dinamika peradaban Melayu Riau yang membentuk wujud seni bina sekaligus ornamen Melayu Riau. Hal ini kemudian dikonkritkan Dt Syaiful dengan menjelaskan kepedulian ruang ornamen dan perlambang (ikon) Melayu Riau.

Peneliti budaya itu mencontohkan penggunaan suatu motif mungkin hanya cocok di suatu tempat, tidak di bidang lain. Motif kelok pakis misalnya, senantiasa dipakai di tempat yang berkaitan langsung dengan adat, tapi tidak di tempat umum. Begitu pula penggunaan warna, hijau yang menyarankan kesuburan dan kerakyatan, sedangkan kuning untuk kedaulatan maupun keagungan. (RK3)

Baca Juga :  Ribuan Masyarakat dan 10 Partai Siap Dukung ASSET

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *