Menu

Mode Gelap
Elniyeti “Kepsek Pintar” SMAN Pintar Kuantan Singingi Cuaca Kepri Kamis 17 Juli 2025: Waspada Hujan Petir di Natuna dan Anambas, Wilayah Lain Cerah Berawan Tri Suswati Tito Buka Program Imunisasi Zero Dose di Siak Selain Pacu Jalur, Air Terjun Juga Bisa Menggoda Pelancong Lis dan Weni Dikukuhkan Jadi Ayah Bunda Genre, Komitmen Tanjungpinang Ciptakan Generasi Emas Bebas Stunting Tak Hanya Serahkan Kajian Budaya Melayu, YSPN Juga Nyatakan Dukungan DIR

Pekanbaru

Mewujudkan DIR tak Sebatas Ikhtiar, Tapi Juga Mengetuk Langit

badge-check


					Majelis Dzikir program rutin LAMR yang digelar setiap bulan. F : Ist Perbesar

Majelis Dzikir program rutin LAMR yang digelar setiap bulan. F : Ist

RiauKepri.com, PEKANBARU- Langit di atas Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, terlihat redup. Sejak masuk sholat subuh pukul 04. 45 WIB, nghenyai alias gerimis semakin membuat cuaca terasa semakin dingin, dan meskipun fajar sudah menyinsing namun awan berarak tetap melindungi kota bertuah ini semakin teduh. Seiring dengan lalat mulai terbang, gerimispun menghilang.

Pagi Selasa (20/05/2025) itu, cuaca terasa memang agak lain, tampaknya alam juga ingin menyaksikan bahwa ada keinginnan luhur, menjadikan tanah Melayu bernama Riau ini naik status administrasi sebagai daerah istimewa. Sehingga menjelang perhelatan Maklumat (deklarasi) Daerah Istimewa Riau dan Terima Kasih Indonesia, yang terpusat di rumah besar masyarakat Riau, balai adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau, barulah matahari kelihatan celik.

Setelah menggelar Maklumat Daerah Istimewa Riau (DIR), Terima Kasih Indonesia, malamnya Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau yang diamanahkan untuk memimpin perjuangan terwujudnya keinginan luhur masyarakat, pada malamnya menggelar majelis dzikir.

Dalam elu-eluanya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menjelaskan bahwa Majelis Dzikir ini merupakan program rutin LAMR yang digelar setiap bulan.

“Malam ini memang agak beda, karena tema yang diangkat adalah tema yang hidup di dalam dada masyarakat Riau, aspirasi luhur untuk menjadikan Riau sebagai Daerah Istimewa,” ujar Datuk Seri Taufik.

Datuk Seri Taufik sempat bercerita bahwa perjuangan daerah istimewa Riau ini berawal dari Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri yang mengonfirmasikan bahwa Riau adalah salah satu daerah yang diusulkan menjadi daerah istimewa, pada 20 April 2025.

Menyikapi informasi itu, pada 15 Mei 2025 lalu, berbagai elemen masyarakat Riau sepakat bersama-sama memperjuangkan status daerah istimewa Riau dan LAMR diminta memimpin perjuangan ini. Sebagai bentuk tanggung jawab kerja besar itu LAMR membentuk Dadan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR).

Semangat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, menjadi moment kebangkitan perjuangan untuk mewujudkan asa keinginan luhur masyarakat, daerah istimewa Riau. Berbagai perhelatan bernuangsa Melayu membungkus perhelatan di halaman Balai Adat LAMR di Jalan Diponogoro, Pekanbaru.
Tak kurang 350 peserta hadir, termasuk pemangku kepentingan se-Riau, hadir dalam helat bertajuk; Maklumat Daerah Istimewa Riau.

“Dzikir malam ini adalah lanjutan dari ikhtiar spiritual. Sebab, kami yakin hanya 15 persen keberhasilan bergantung pada usaha manusia. Selebihnya adalah kehendak Allah SWT. Maka malam ini kita mengetuk langit,” ungkap Datuk Seri Taufik.

Sementara itu, mengawali tausiahnya KH Abdurrahman Qoharuddin mengutip sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: “Tidak ada majelis yang di dalamnya disebut nama Allah, kecuali Allah akan membanggakan majelis itu di hadapan para malaikat.”

“Majelis kita malam ini sungguh mulia, karena di sini nama Allah digemakan dan harapan rakyat ditumpahkan dengan keikhlasan,” sambung KH Abdurrahman.

Perjuangan mewujudkan status daerah istimewa bagi Riau, kata KH Abdurrahman, bukan sekadar aspirasi politik, tetapi juga jihad kebudayaan dan spiritual. “Hak itu tidak datang dengan menunggu. Ia harus dituntut, diperjuangkan, dengan syarat, umat bersatu dan bersungguh-sungguh,” katanya.

Jadi, ucap KH Abdurrahman, perjuangan ini adalah jihad kita bersama. “Negeri ini amanah yang diwariskan kepada kita. Maka mari kita perjuangkan sungguh-sungguh,” ajaknya.

Pesan KH Abdurrahman agar seluruh elemen masyarakat Riau menyatukan langkah, meluruskan barisan, dan meneguhkan tekad. “Mari kita luruskan shaf-shaf kita untuk memperjuangkan Riau sebagai daerah istimewa. Jangan ada shaf yang kosong, jangan ada hati yang ragu,” ungkapnya.

Selanjutnya, malam itu dzikir dan doa dipimpin Dr. KH. A Abu Zazid, SHM, M.Pd.I. Alunan tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar menjadi senandung kolektif menampi harapan agar perjuangan daerah istimewa Riau mendapat keberkahan dan dikabulkan oleh Allah SWT. (RK1)

 

 

Editor: Dana Asmara

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tak Hanya Serahkan Kajian Budaya Melayu, YSPN Juga Nyatakan Dukungan DIR

16 Juli 2025 - 17:15 WIB

Mahasiswa Unilak Kolaborasi dengan UMKM dan KWT di Sialang Munggu

16 Juli 2025 - 12:25 WIB

Tepuk Tangan Dalam Kecemasan, Ketika Kapolresta Pekanbaru Tertangkap Radar

16 Juli 2025 - 12:12 WIB

Aksi Heroik Bhabinkamtibmas Selamatkan Warga dari Serangan Beruang Madu di Inhu

16 Juli 2025 - 11:37 WIB

Hari Pertama, Pelajaran Air Mata di Sekolah Terlarang TNTN Pelalawan

15 Juli 2025 - 09:22 WIB

Trending di Pekanbaru