Menu

Mode Gelap
Pipa Minyak Bocor, HMI Meranti Desak Audit Independen dan Tanggung Jawab Penuh PT ITA Waspada Hujan Lokal dan Kilat — Prakiraan Cuaca Ahad, 12 Oktober 2025 di Kepulauan Riau Pipa Minyak PT ITA Bocor, Kades: Penanganan Lamban, Warga Mulai Mengungsi Gubernur Ansar: Tingginya Arus Pencari Kerja dari Luar Daerah Pengaruhi Angka Pengangguran Kepri Soal Pipa Minyak Bocor di Bagan Melibur, PT ITA Ngakunya Gerak Cepat Tangani Ceceran Minyak Bahas Rekonsiliasi hingga Hari Pers Nasional, PWI Kepri Gelar Rapat Pleno :Membangun Silaturasa, Bersama Menjaga Marwah

Pekanbaru

Demi Menutup Aib, Pria Ini Diperas Rp1,6 Miliar Lewat Video Call Mesum

badge-check


					Ilustrasi  Video Call Mesum. F: Net Perbesar

Ilustrasi Video Call Mesum. F: Net

RiauKepri.com, PEKANBARU– Bagi pria di Pekanbaru ini, yang namanya sengaja dirahasiakan demi menjaga martabat keluarganya, segalanya bermula dari satu kesalahan kecil. Satu panggilan video. Satu godaan mesum yang tak semestinya diterima. Tapi sejak saat itu, hidupnya tak lagi tenang.

Selama dua tahun, pria yang dikenal tauke sawit ini, hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Tiap hari dibayang-bayangi kemungkinan aibnya tersebar. Hanya karena satu video call sex (VCS) yang direkam diam-diam dan digunakan sebagai alat pemerasan oleh pasangan pelaku.

Untuk menjaga rahasia itu tetap tersembunyi dari istrinya dan dunia, ia rela membayar mahal, hingga mencapai Rp1,6 miliar.

Syahdan. Sang pria mengenal SH, perempuan berusia 24 tahun itu, sejak 2019. Mereka bertemu di sebuah tempat hiburan malam di Pekanbaru. Hubungan mereka sempat renggang, sebelum kembali intens lewat media sosial pada Agustus 2023.

Pada satu malam yang kelam, pria itu mengirim pesan kepada SH. Ia menawarkan Rp1 juta untuk melakukan VCS. Permintaan yang akhirnya disetujui. Saat panggilan itu berlangsung, ia tak tahu bahwa lawan bicaranya sedang mengambil screenshot. Itulah awal mula jeratannya.

Beberapa hari kemudian, ia menerima pesan ancaman. Sebuah foto tak senonoh miliknya, disertai kalimat pendek namun menghujam jantung. “Kau kirim uang, kalau tidak kusebarkan foto kau.”

Panik. Bingung. Takut. Dalam kondisi mental tertekan, pria itu mengambil jalan yang baginya paling aman, menuruti. Transfer pertama Rp10 juta, ke rekening atas nama orang lain. Tapi itu bukan akhir. Ancaman terus datang, dalam berbagai bentuk. Kadang halus, kadang kasar. Uang pun terus mengalir, hingga dua tahun kemudian, totalnya mencapai Rp1,6 miliar.

Pelaku tak sendiri. SH ternyata tidak hanya korban ekonomi, tapi bagian dari skema pemerasan yang dirancang bersama kekasihnya, SZ (34). Ia menyediakan rekening, menyamarkan aliran dana, dan ikut menikmati hasilnya.

Hidup mereka terlihat baik-baik saja, dua mobil Honda Brio, motor Scoopy, iPhone 14 Pro Max, emas, dan gaya hidup yang nyaman. Semua dari hasil kejahatan terhadap seorang pria yang hanya ingin merahasiakan satu kesalahan.

Akhirnya, setelah dua tahun ditekan, pria itu melapor ke polisi. Laporan dibuat pada 3 Agustus 2025. Sebuah langkah berat, tapi satu-satunya jalan untuk menghentikan siklus pemerasan ini.

Tim Siber Ditreskrimsus Polda Riau bergerak cepat. SH ditangkap di kamar kosnya. SZ ditangkap di rumahnya. Barang bukti ikut disita: mobil, motor, ponsel, emas, dan lima SIM card.

Kini, keduanya menghadapi jeratan hukum yang berat. Tapi bagi korban, luka psikologis itu mungkin tak akan mudah hilang.

“Ini jadi pelajaran besar bagi semua orang. Satu kesalahan, satu celah, bisa dimanfaatkan untuk memeras kita sampai hancur. Dunia digital itu kejam kalau kita lengah,” kata Kombes Pol Ade Kunco Ridwan, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.

Kini, sang pria masih menjalani hidupnya, dalam diam, membawa beban, menata ulang rumah tangga, dan memungut kembali harga diri yang sempat tercecer karena kesalahan yang dibayar terlalu mahal. (RK1/*)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Berbagai Elemen Masyarakat Siap Kerahkan Massa untuk Maklumat Akbar DIR

10 Oktober 2025 - 21:47 WIB

HW Live House Berizin, Plt Kadispar Riau Dicopot, FPBLK Minta Tutup

10 Oktober 2025 - 16:31 WIB

Mahasiswa Internasional dari 4 Negara Bergabung Dengan 3000 Mahasiswa Baru di Unilak

10 Oktober 2025 - 09:25 WIB

Trotoar dan Jalan di Pekanbaru Dipenuhi Lapak, Dinilai Ancam Estetika dan Keselamatan

9 Oktober 2025 - 18:52 WIB

Pasar Murah di Tengah Pedasnya Harga Cabe di Riau

9 Oktober 2025 - 13:32 WIB

Trending di Pekanbaru