SELASA, 13 Oktober 2025 saye ikut salat subuh berjamaah di Pondok Pesantren Imam Shaleh Inuman Kabupaten Kuantan Singingi, Riau
Pondok ini bernaung dibawah Yayasan Syekh Haji Abdul Malik milik Bupati Kuantan Singingi, Dr. H. Suhardiman Amby, M.M.
Sejuk rasanya hati ini melihat tumbuh kembang santri di pondok itu. Subuh itu saya melihat tingkah lucu, polos, lugu, dan menggemaskan para santri.
Tak ada bedanya dengan santri di pondok keluarga kami Al Ihsan Bintan di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Usai salat subuh saya berbaur dengan para santri. Saya tanya soal keseharian mereka (santri) selama tinggal di pondok. Enak tidak jadi santri di Pondok Imam Shaleh?
Spontan mereka menjawab: enak….! Di sini (pondok) kami tidur pakai AC. Makan juga terjamin. semuanya gratis… tis…tis…tis. gratis. Tugas kami hanya belajar… belajar… dan belajar.
Iseng saya bertanya soal latar belakang keluarga mereka. Saye sungguh terharu dengan jawaban mereka yang polos itu.
“Saya anak yatim. Ini anak piatu. Yang ini anak yatim piatu, dan ini anak fakir, miskin dan terlantar. Itulah latar belakang keluarga kami,” kata salah seorang santri sembari memperkenalkan kawannya satu persatu.
Usai salat subuh saya tukar pikiran dengan sang bupati. Berbagai hal kami bicarakan. Termasuk pengembangan pondok dan masa depan santri.
Spontan sang bupati menjawab: sembari berjalan untuk sementara biarlah dulu seperti air mengalir. Kedepan saya punya rencana ini dan itu. Doakan ya! semoga doa saya di-ijabah Allah Swt.
Saya lihat
… Ketulusan seorang sahabat.
… Ketulusan ingin berbuat untuk mencerdaskan anak bangsa di kampung halamannya.
Lalu ketika saya tanya apa yang kini berubah pada dirinya setelah mendirikan pondok?
Sang bupati menjawab, “Saya selalu rindu dengan suasana pondok. Sekarang saya tak bisa berlama-lama berpergian ke luar daerah. Terasa ada magnet yang menarik agar saya segera pulang,” ujarnya.
Saya menyebut sang bupati adalah orang yang beruntung. Banyak orang kaya dan berduit di daerah ini (Kuantan Singingi). Namun sedikit di antara mereka yang terpanggil dan tergerak hatinya mendirikan pondok.
Hanya orang pilihanlah yang terpanggil dan tergerak hatinya mendirikan pondok. Insya Allah, Tuhan selalu bersama dia.
Sang bupati tersenyum. Doakan semoga kami di pondok ini diberikan karunia oleh Allah Swt. Amin.
Sahabat Jang Itam: Tanjungpinang 4 November 2025







