Menu

Mode Gelap
Giliran Kota Dumai Ajukan Penundaan PORPROV Riau XI 2026 UMRAH Gelar Edukasi Stunting dan Pelatihan Olahan Ikan Lewat Program PKM DRTPM 2025 Mantan Wamenhub Bambang Susantono Hadiri Kongres X MTI, Sampaikan 3 Pesan Penting BMKG: Hujan Berintensitas Ringan–Sedang Masih Mendominasi Kepri, Waspadai Angin Kencang di Laut Natuna Utara Senin, 17 November 2025 Bupati Siak Tinjau Kemeriahan Julang Budaya 2025, Ingatkan Pentingnya Kesadaran Buang Sampah Duet Sekda-Pengusaha Media Bawa Harapan Baru untuk Alumni IPB Kepri

Riau

Pengamat Nilai Kematian 5 Anak Talang Mamak Akibat ISPA Adalah Kegagalan Sistem Pemerintah

badge-check


					Aspandiar, SH. (Foto: ist) Perbesar

Aspandiar, SH. (Foto: ist)

RiauKepri.com, PEKANBARU- Pengamat hukum Riau, Aspandiar SH, menilai peristiwa kematian lima anak Suku Talang Mamak akibat wabah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebagai gambaran kegagalan sistem pemerintah.

Aspandiar juga menyebutkan, keterbatasan akses kesehatan dan fasilitas sanitasi sebagai faktor krusial yang menyebabkan terlambatnya penanganan korban. Menurutnya, kondisi ini menunjukkan ketidakhadiran pemerintah dalam musibah tersebut.

Aspandiar yang juga pengurus LAMR Provinsi itu mendorong agar peristiwa ini dibawa ke ranah hukum melalui gugatan class action. Gugatan tersebut, kata dia, tidak hanya menyoal absennya pemerintah saat warga membutuhkan bantuan, tetapi juga menuntut tanggung jawab atas konsekuensi dari ketidakhadiran tersebut.

“Langkah hukum penting dilakukan sebagai pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang,” ungkap Aspandiar.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, warga Suku Talang Mamak di Dusun Datai, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kejadian luar biasa setelah wabah ISPA melanda permukiman mereka. Lima anak dilaporkan meninggal dunia, dan informasi ini dibenarkan Kapolsek Batang Gansal, Iptu Agus Ferinaldi.

Kelima anak tersebut masing-masing adalah Ira, Riki, Itar, Andra, dan Dinda, yang meninggal pada rentang Oktober hingga awal November 2025. Warga lainnya, baik anak-anak maupun orang dewasa, saat ini masih mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, mual, dan hilang selera makan.

Upaya penanganan dilakukan secara terpadu oleh kepolisian, petugas kesehatan, TNI, dan Kementerian Kesehatan. Langkah yang diambil meliputi pelayanan kesehatan door to door, pemberian obat, penyediaan oksigen, edukasi PHBS, inspeksi sanitasi, hingga pengambilan sampel swab dan dahak terhadap 21 warga. Kemenkes juga menyalurkan oksigen konsentrator dan makanan tambahan untuk ibu hamil serta ibu dengan bayi, sementara Kepala Dinas Kesehatan Inhu belum memberikan tanggapan terkait KLB tersebut. (RK1)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Giliran Kota Dumai Ajukan Penundaan PORPROV Riau XI 2026

17 November 2025 - 07:40 WIB

Bupati Siak Tinjau Kemeriahan Julang Budaya 2025, Ingatkan Pentingnya Kesadaran Buang Sampah

16 November 2025 - 20:05 WIB

Kejari Inhu Ikut Rancang KUHP, Ratih Serukan Penyamaan Persepsi Antar Aparat Penegak Hukum

16 November 2025 - 10:59 WIB

5 Anak Suku Talang Mamak Meninggal Karena ISPA, Warga Pedalaman Inhu Ketakutan

16 November 2025 - 10:03 WIB

Menggelegar Puisi Bupati Afni di Pembukaan Julang Budaya Siak

16 November 2025 - 08:52 WIB

Trending di Ragam