“Melepak Budaya” Upaya Membuhul Gagasan di Sembarang Tempat

Elsa Dwiyanti

Oleh Elsa Dwiyanti

“Melepak Budaya” yang digagas Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Melayu, Fakultas Ilmu Budaya Unilak adalah upaya membincangkan gagasan nilai-nilai budaya Melayu di mana pun juga. Sesuai dengan perkembangan zaman, “melepak” diadopsi dari kata nongkrong, berbincang dan berdiskusi disembarang tempat. Semangat nongron anak muda inilah menjadi gagasan awal “melepak” digagas. Filosofi melepak adalah berbincang, bebual di mana pun berkumpul. Melepak kami artikan sebagai ruang perbincangan hal yang positif berangkat dari kebudayaan Melayu.

Sebagai mahasiswa, terutama yang belajar di lingkungan budaya sangat erat kaitannya dengan budaya Melayu, pemahaman tentang budaya ini sangat penting.  Mahasiswa yang mempelajari budaya Melayu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, bahasa, dan norma social yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Memahami budaya Melayu juga membuka kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang multikultural, menghargai perbedaan, dan memperkuat hubungan sosial di dalam komunitas yang beragam. Selain itu, wawasan tentang budaya ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi-diskusi lintas budaya, sekaligus mempertahankan identitas lokal dan memperkaya perspektif global.

Baca Juga :  Jampi Air

Untuk itulah, “Melepak Budaya Melayu” merupakan kegiatan rutin yang akan dilaksanakan setiap minggu di luar kelas untuk diskusi informal membahas mengenai budaya Melayu. Selain itu, melepak budaya Melayu juga bias menjadi momen saling mengnalkan tradisi, cerita rakyat, dan sejarah lisan yang merupakan bagian penting dari warisan budaya Melayu. Meskipun kesannya santai, kegiatan ini tetap memiliki nilai social yang tinggi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat di budaya Melayu.

Untuk “Melepak” pertama, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Melayu mengangkat tema “Penerapan Adab Melayu dalam Kehidupan Sehari-hari dan Lingkungan Kampus di Era Modern”. Kegiatan pertama ini kami fokus melasanakannya di halaman kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning pada hari Kamis, 19 September 2024. Kegiatan dihadiri dan menjadi Narasumber oWakil Dekan III dan selaku dosen Fakultas Ilmu Budaya yaitu Bapak Muhammad Kafrawi, S.S., M.Sn (Hang Kafrawi) dan juga seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning. Hang Kafrawi selaku narasumber  mengatakan bahwa mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Melayu garda terdepan mengawal Budaya Melayu Riau.

Baca Juga :  DKKR: Pemerintah Harus Apresiasi Seniman Berprestasi

Motivasi yang disampaikan Bapak Kafrawi menjadi semangat baru bagi kami untuk terus berbuat. Selama ini, sewaktu masih di sekolah menengah dulu, kami belum memahami betul apa yang harus kami lakukan sebagai generasi muda untuk berbuat diarena budaya Melayu ini. Banyak yang harus kami lakukan dengan menggali nilai-nilai budaya Melayu dan menyesuaikannya dengan keadaan zaman kini.

Kami juga mengucapkan terima kasihkepada Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Melayu Bapak Deni Afriadi, S.Pd., M.Sn. yang selalu menyemangati kami. Sebagai mahasiswa yang bergelut pada budaya Melayu, kami menyadari bahwa masukan dari narasumber lain nantinya dapat menambah wawasan kami berikutnya. Tak Melayu Hilang di Dunia dan generasi muda sebagai amunisinya. Semoga kegiatan “Melepak Budaya” ini menjadi ruang perdebatan menghasilkan gagasan-gagasan baru berangkat dari nilai-nilai budaya Melayu. Semoga!

Baca Juga :  SISI GELAP

Elsa Dwiyanti adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, semester tiga, asal Siak

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *