Pengembangan Produk Kreatif Sebagai Upaya Promosi Silat Pangean  

Oleh: Eko Noprianto

Pangean merupakan salah satu kenegerian di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Kehidupan dan mata pencaharian masyarakat di Pangean pada umumnya bergantung pada sektor pertanian. Namun demikian, tidak sedikit anak-anak muda Pangean mencoba mencari penghidupan ke tanah rantau dan meninggalkan kampung halaman. Kehidupan di perantauan tentu memerlukan bekal yang cukup dan beragam seperti materi, pertemanan, kegigihan, dan sebagainya. Selain itu, salah satu bekal yang tidak boleh dilupakan dan dianggap sakral adalah keterampilan bela diri berupa silat pangean. Setiap orang tua dapat dipastikan selalu mengingatkan anak-anaknya untuk bergabung dan ikut berlatih silat pangean, bukan hanya dipersiapkan untuk merantau, tetapi lebih dari itu sebagai bekal menjalani kehidupan yang sesungguhnya dalam konteks bela diri.

Seiring perkembangan zaman, silat pangean tidak hanya populer dikalangan masyarakat Pangean saja, namun sudah tersebar dan dikenal di berbagai wilayah Indonesia, terutama di sumatera. Pada tahun 2018, silat pangean tercatat dalam Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang bukunya diterbitkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Silat pangean juga termasuk dalam Kalender Pariwisata Kuantan Singingi, sebagai festival seni pertunjukan bela diri. Hal ini membuktikan bahwa silat pangean menjadi salah satu tradisi yang memiliki keunikan dan keandalan, yang harus diwariskan dan dipromosikan agar tetap lestari. Dua hal di atas adalah sebagai upaya untuk promosi dan melestarikan silat pangean. Namun akan lebih menarik jika promosi dilakukan dengan produk-produk kreatif yang dapat dipasarkan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan identitas budaya dan atribut historis yang unik dapat dieksplorasi.

Baca Juga :  Siswa SD di Bangko Dipukul ODGJ hingga Berdarah Darah

Pengembangan produk kreatif dari warisan budaya takbenda harus dilakukan dengan pendekatan inovatif dan kolaborasi yang kuat antar pihak yang terkait. Produk kreatif yang dapat dikembangkan misalnya berupa pakaian (seragam silat), aksesoris, souvenir, dan sebagainya. Komunitas silat pangean harus menginisiasi kolaborasi dengan pemerintah daerah maupun pihak swasta, untuk memastikan produk yang dikembangkan bersifat autentik berdasarkan nilai-nilai pada silat, berkelanjutan, dan membawa manfaat perekonomian bagi masyarakat.

Membuat pakaian atau seragam bersifat khas silat pangean menjadi salah satu produk yang menarik, melihat praktek selama ini peserta silat hanya menggunakan pakaian yang bebas dan tidak seragam. Kehadiran seragam yang khas pangean tentunya memberikan dorongan semangat dan minat dalam konteks seni bela diri. Selain itu, seragam tersebut akan memperjelas identitas budaya dari kenegerian  Pangean. Oleh sebab itu, seragam tersebut harus dirancang berbasis esensi tradisi lokal yang melekat dalam silat pangean. Disisi lain, pakaian/seragam ini menjadi produk komersial yang bisa dipasarkan, sehingga membawa keuntungan keuangan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan dan keberlanjutan Komunitas Silat Pangean.

Baca Juga :  Biarkan Puisi Liar

Selanjutnya, pengembangan produk kreatif berupa aksesoris berpeluang menjadi simbol budaya dan produk komersial. Miniatur senjata tradisional (podang dan parisai) yang digunakan dalam silat pangean, berpotensi menjadi souvenir yang menarik dan mudah diterima di berbagai kalangan. Miniatur tersebut dapat diproduksi menggunakan materi seperti kayu maupun besi, agar bisa menampilkan gaya estetik dan siap digunakan untuk dekorasi rumah atau kantor. Aksesoris lain yang bisa dikembangkan seperti gantungan kunci berupa replika dari podang atau parisai, sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang lebih sederhana.

Produk-produk tersebut, selain akan menjadi simbol dari silat pangean, juga menjadi alat promosi dengan jangkauan yang lebih luas, dan dirasakan langsung oleh penikmat seni bela diri. Peran pemerintah daerah sangat penting untuk mendukung program seperti ini. Memfasilitasi masyarakat dengan memberikan pelatihan untuk pembuatan desain pakaian/seragam, aksesoris, dan produk lainnya yang berpeluang untuk diangkat sebagai bahan promosi silat pangean. Tak kalah penting adalah dukungan dana dari pemerintah, yang memungkin juga untuk melibatkan pihak swasta yang beroperasi di wilayah Kuantan Singingi.

Baca Juga :  Pemuda, Menetaslah

Kesimpulannya, pengembangan produk kreatif dalam upaya promosi silat pangean merupakan sesuatu hal yang sangat bisa dilakukan, dan memiliki potensi yang besar dalam mempromosikan tradisi dan budaya daerah dengan jangkauan yang lebih luas. Produk-produk tersebut dapat dipasarkan melalui berbagai platform seperti e-commerce, media sosial (lokal dan nasional), melalui influencer budaya, maupun pameran budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Komunitas silat pangean harus mengambil peran untuk menginisiasi program ini, membangun kerjasama dengan berbagai pihak, untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian silat pangean. Disamping itu, produk yang dikembangkan akan membawa keuntungan ekonomi baik bagi komunitas maupun bagi masyarakat.

Rujukan: Kemendikbud, Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia – Buku 2, (Jakarta: Kemendikbud, 2018), hlm. 190.

 https://kuansing.go.id/id/blog/buka-festival-silat-pangean-bupati-budaya-ini-wajib-dijaga-dan-dilestarikan.html (diakses 14 November 2024)

 

Eko Noprianto adalah Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan, FIB UNILAK

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *