Menu

Mode Gelap
BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang Berpotensi Guyur Kepri, Selasa 8 Juli 2025 PT Timah Tenggelamkan 36 Unit Atraktor Cumi di Perairan Buku Limau Belitung Timur PT Timah Serahkan Bantuan Bibit untuk Rumah Kompos KSM Resam Wanita Ini Ketahuan Selundupkan Narkoba Dalam Roti Kering di Lapas Pekanbaru Panitia Pacu Jalur Nasional Tepian Narosa Mulai Intensif Lakukan Persiapan Saiman: Tugas Berat Menanti Sekdapro Riau Definitif

Kuansing

Herman Taylor Penjahit Senior di Kuantan Singingi

badge-check


					Herman Taylor. F: Dok Perbesar

Herman Taylor. F: Dok

50 tahun sudah dia menggeluti profesi sebagai tukang jahit. Begitu tunak dia menggeluti profesinya itu.

Wajar jika orang dan langganan setianya menyebutnya penjahit paling senior di Kecamatan Sentajo Raya. Bahkan mungkin di Kuantan Singingi, Riau.

Sebutan itu tidaklah berlebihan. Dia menggeluti profesinya itu sejak usia 20 tahun hingga kini 60 tahun.

Itulah Herman alias Eman. orang memanggilnya Eman Jaik atau Herman Taylor. Dia adalah penjahit humoris paling senior dari Sentajo Raya, Kuantan Singingi, Riau.

Di kedainya yang sederhana di deretan Kedai Jauh Desa Koto Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya, Kuantan Singingi, Eman masih setia menggoyang mesin jahit tuanya yang sudah dimodifikasi.

Jangan ditanya kepadanya berapa kodi kain yang sudah dihabiskannya. Eman tentu tak bisa lagi menghitungnya – saking banyaknya pakaian yang sudah dijahitnya.

Dan pelangganan setianya sejak tahun 1970-an hingga sekarang kebanyakan tidak pernah lari dari dirinya. Sebab, jahitannya sangat rapi. Dia betul-betul menjaga kualitas jahitannya.

Di usianya yang makin menua apakah Eman merasakan ada perubahan pada dirinya?

“Lutut saya sudah mulai gatur. Mata mulai kabur. Kaki tidak lagi lentur. Ini namanya faktor U alias Umur,” ujar penjahit senior yang sudah berusia 60 tahun tersenyum.

Kendati demikian Eman tidak tahu kapan akan berhenti jadi tukang jahit. “Menjahit ini adalah tapak lapan saya. Di sinilah saya membesarkan lima orang anak bersama istri tercinta: Aryanti hingga dewasa dan mandiri.

Eman menyebut lima anaknya: Dedi, Agus, Yesi, Nando, dan Rina kini sudah mandiri. “Sekarang di rumah kami tinggal berdua. Dunia ini serasa milik kami berdua. Yang lain itu hanya numpang,” ujar Eman yang kini tinggal di Desa Kampung Baru Sentajo.

Dan jejaknya sebagai penjahit diikuti dua anaknya. Agus di Pangian dan Rina di Muaro Sentajo.

Lalu apa pesannya kepada generasi muda? “Apapun jenis pekerjaannya asalkan itu halal dan dikerjakan dengan hati yang ikhlas pasti berkah.”

Pesan lainnya, “Lelah boleh, menyerah jangan. Hidup itu harus diperjuangkan, kawan!” ujarnya mengakhiri.

Bravo Bang Eman!

 

Sahabat jang itam

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Panitia Pacu Jalur Nasional Tepian Narosa Mulai Intensif Lakukan Persiapan

7 Juli 2025 - 19:07 WIB

Kisah Uka: Ganti Nama Biar Hoki

7 Juli 2025 - 15:09 WIB

Wapres Gibran Ikut Joget Aura Farming, Tarian Bocah Kuansing Jadi Fenomena Global

7 Juli 2025 - 12:24 WIB

Mister Lubis “Guru’ Seni Tradisional

7 Juli 2025 - 06:17 WIB

Buyuang “IndiHome” dari Kuantan Singingi

6 Juli 2025 - 12:55 WIB

Trending di Kuansing