Menu

Mode Gelap
Mantan Napi Bagi Makanan di Jalan, Mapijek Tanjungpinang Buktikan “Masa Lalu Bukan Akhir Segalanya” TMMD Batam 2025 Fokus Bangun Kampung & Perkuat Wawasan Kebangsaan, Pemko Total Dukung Ribuan Imam, Mubaligh, dan Guru Ngaji Dapat Insentif, Amsakar: Ini Bentuk Cinta Kami untuk Pejuang Dakwah H. Sidik: Orang Kaya Baserah Tempoe Doeloe Tanjungpinang Seragamkan Jadwal Sekolah PAUD hingga SMP Masuk 21 Juli 2024 IAI Diniyyah Pekanbaru Gandeng Tokoh Pendidikan Dunia, Siap Lahirkan Generasi Muslim Global

Batam

Captain dan Pelaut Tertua dari Tiongkok, Berlayar Keliling Dunia dengan Perahu Laya

badge-check


					Kapal Dan Yun Hao saat bersandar di Nongsa Point Marina, Batam, Kepulauan Riau Perbesar

Kapal Dan Yun Hao saat bersandar di Nongsa Point Marina, Batam, Kepulauan Riau

RiauKepri.com, BATAM – Ini adalah cerita perjalanan berlayar, sepasang suami istri, yang merupakan teman saat bersekolah. Mereka adalah Captain Yang Wei yang saat ini berusia 70 Tahun dan istrinya Zheng Hong 64 Tahun. Mereka dinobatkan sebagai Kapten kapal tertua dan pelaut wanita tertua di China. Uniknya, Pasangan suami istri ini mengaku tidak pernah berpikir akan menjalani kehidupan diatas laut. Mereka terlahir di daerah pegunungan, di Kota Chang Chun, Wuhan China. Yang jauh dari pesisir dan lautan.

Merantau dari kampung halaman dan bekerja disektor perbankan selama bertahun tahun sejak tahun 1988. Yang Wei merupakan salah satu Manager di sektor Perbankan begitu juga istrinya yang bekerja disektor perbankan di Kota Shenzen.

Perjalanan hidup tidak ada yang bisa menebaknya, Tahun 2011, Yang Wei mengalami Kangker Parotis. Ia dioperasi, dan kehidupan mereka berubah. Mereka memutuskan berkeliling dunia. Mereka terinspirasi saat berkunjung ke Australia pada tahun 2015, Zheng Hong terpesona layar putih yang mengapung di air laut.

Perjalanan dari Australia ini merupakan kelanjutan cerita kehidupan mereka. Memutuskan untuk hidup bebas dan berpetualang dari satu kota ke kota lain dan mengujungi 90 Kota yang rama dan juga kota didaerah pesisir di sekitar Shenzen dalam masa 3 tahun.

Sejak 02 Januari 2025 yang lalu, mereka meninggalkan Kota Shenzen, China untuk berlayar. Menggunakan Kapal Perahu layar buatan Jerman, berukuran 41 kaki. Kapal ini diberi nama “Dan Yun Hao” nama Dan Yun yang merupakan nama panggilan dari sang istri Zheng Hong. Hingga tiba di Nongsa Point Marina, Kamis, 13 Maret 2025, mereka telah berlayar di 5 Negara, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Perjalanan laut ini menjadi sebuah sejarah baru di China, mereka menjadi perbincangan di media dan media sosial. Petualangan mereka setelah 10 (sepuluh) tahun memutuskan membeli perahu dan berlayar, dan berkunjung di kota kota, pesisir di Shenzen, hingga memutuskan berlayar keliling dunia.

Pengalaman menantang, saat mereka pertama keluar saat musim “monsoon” atau angin utara pada bulan Januari dan memasuki benua Asia, dan angin berhembus kencang dan kuat. Angin dan ombak sangat kencang, sangat sulit bagi kami untuk berlayar, ketika kami berjalan jauh dari lepas pantai di wilayah Vietnam. Pada masa itu kami mengalam permasalahan katrol pada “Drum” sebab tertiup angin, sehingga kami harus menunggu lama di Thailand untuk menunggu pergantian “spare part” yang rusak.

Berbincang dengan Zheng Hong sang istri yang menuntaskan tulisan perjalanan mereka dalam Bahasa Mandarin setebal 282 halaman, bertajuk “Pensiun dan Berlayar” menceritakan perjalanan perahu Layar “Dan Yun Hao”. Selain menikmati menulis, Zheng Hong dahulunya bukan seorang wanita yang suka dengan petualangan, pelayaran laut, ia hanya seorang wanita yang suka olah raga diluar ruangan. Mereka suka menghabiskan waktu bersama, berenang, bepergian dan bermain bola bersama, namun akhirnya ia berusaha untuk beradaftasi dengan keinginan sang suami untuk berlayar.

Selama hampir 3 (tiga tahun) beradaftasi untuk berkegiatan pelayaran dilaut, hingga Zheng Hong mencoba menikmati perjalanan ini cukup berat, kehidupan seperti ini tidak banyak orang yang bisa alami. Ia berusaha untuk mewujudkan impian sang suami dengan mendukungnya sepenuh hati dan mendampinginya.

Ini bukan kehidupan yang Zheng Hong impikan ketika menikah dengan Yang Wei, namun ada pepatah China kuno yang mengatakan “Ketika kamu menikah dengan Ayam ikut ayam, Menikah dengan Anjing ikut Anjing, kamu akan mengikuti pilihan suami mu”.

Perjalanan mereka berkeliling dunia akan berlanjut dari Indonesia dan Phuket, Thailand setelah kembali ke Shenzen pada bulan Juli 2025 mendatang. Setelah beristirahat hingga Oktober 2025, mereka akan memulai lagi perjalanan menuju Mediterania, Kawasan Eropah dengan rute Sri Langka, Maladewa, Madagaskar dan menyeberangi Laut Merah hingga sampai di Mediterania.

Selanjutnya di Mediterania selama lebih kurang setengah tahun, mereka berencana untuk ke Karibia, menyeberangi terusan Panama dan kemudian pergi ke Tahiti. Mereka akan menuntaskan perjalanan dunia ini dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun lamanya.

Perjalanan ini juga menjadi perjalanan mengunjungi “Sister City” Shenzen yang tercatat 90 Kota di dunia. Mereka akan merencankan untuk mengunjung 40 Kota diantaranya Batam. atau kota kota yang ramah

Yang Wei dan Zheng Hong akan menghabiskan waktunya untuk mengunjungi kota kota lain di Indonesia, Jakarta, Bali dan kota lainnya. Menikmati pemandangan laut dan keramahan masyarakat Indonesia. Walau mereka tidak lancar berbahasa Inggris, mereka memiliki alat eletronik untuk membantu mengalih Bahasa atau “translator”.

Prakash Reddy, Marina Manager, Nongsa Point Marina & Resort, menyambut baik kunjungan Kapal Dan Yun Hao, yang diawaki Yang Wei dan Zheng Hong. Mereka singgah di Nongsa Point Marina & Resort selama beberapa hari.

“Kami Bangga dan dan merasa terhormat, dengan dikunjungi oleh pengunjung dari Shenzen, Tiongkok. Semoga ini membangun pelayaran rutin untuk para “Yachter”.

Kami juga berharap dengan media publikasi yang mereka buat akan memberikan pesan positif bagi pasar wisatawan dengan kapal pesiar ini. Wisatawan yang berkunjung dengan menggunakan laut dengan kapal pesiar mewah adalah sebuah pembuktian bahwa Nongsa Point Marina menyambut baik kunjungan wisatawan yang lebih lama menginap. Kita juga menginginkan Indonesia akan dikenang dan diminati untuk para “yachter” berkunjung ke Indonesia. (*)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

TMMD Batam 2025 Fokus Bangun Kampung & Perkuat Wawasan Kebangsaan, Pemko Total Dukung

11 Juli 2025 - 15:09 WIB

Ribuan Imam, Mubaligh, dan Guru Ngaji Dapat Insentif, Amsakar: Ini Bentuk Cinta Kami untuk Pejuang Dakwah

11 Juli 2025 - 14:08 WIB

Kepri Menuju Panggung Dunia: Gubernur Ansar Dorong Transformasi Ekonomi dari Batam ke Indonesia Emas 2045

11 Juli 2025 - 08:11 WIB

Batam Tambah Amunisi Industri! Pabrik Solder Timah PT STANIA Resmi Beroperasi, Hadirkan Peluang Kerja dan Dukung Hilirisasi

10 Juli 2025 - 15:24 WIB

Komisi II DPRD Batam Gelar RDPU Terkait Dugaan Beredarnya Gula Merah Oplosan

10 Juli 2025 - 14:16 WIB

Trending di Batam