RiauKepri.com, PEKANBARU– Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyampaikan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Rayyan Arkan Dikha (11), bocah viral penari haluan perahu dari tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Melansir dari riaupos.co, keinginan menteri kebudayaan ini disampaikan staf Kementerian kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kuansing. Kepala Disbudpar Kuansing, Drs Azhar, MM, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima informasi resmi terkait rencana tersebut.
“Ya. Pak Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon ingin bertemu Dikha,” kata Azhar di Telukkuantan, Ahad (6/7/2025).
Azhar menjelaskan bahwa staf Kementerian juga telah meminta data lengkap mengenai Rayyan, termasuk nama orang tuanya. Seluruh biaya keberangkatan Rayyan dan keluarganya ke Jakarta akan ditanggung langsung oleh Menteri Fadli Zon.
Meski demikian, jadwal pertemuan masih menyesuaikan waktu Menbud dan aktivitas Rayyan, yang saat ini masih terlibat dalam lomba Pacu Jalur Rayon III bersama timnya, Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo.
“Kemungkinan setelah Rayon III selesai. Tapi kami masih menunggu konfirmasi jadwal dari Pak Menteri,” tambah Azhar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rayyan Arkan Dikha menjadi perhatian publik usai videonya menari di haluan perahu saat Pacu Jalur viral di media sosial. Penampilannya yang energik dan ekspresif dijuluki netizen sebagai bagian dari tren “Aura Farming.”
Mengenakan pakaian adat Melayu Riau dan kacamata hitam, Rayyan tampil sebagai Togak Luan, posisi penari di ujung depan perahu pacu. Aksinya yang spontan berhasil menarik perhatian hingga ke mancanegara. Ibunya, Rani, mengaku menerima banyak permintaan tampil langsung dari luar negeri, termasuk dari Inggris dan Dubai.
Rayyan sendiri mengaku tidak pernah berlatih khusus. Gerakannya muncul secara alami, dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang aktif dalam tradisi Pacu Jalur.
“Itu spontan saja. Tidak ada belajar atau latihan,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.
Kementerian Kebudayaan menilai aksi Rayyan sebagai simbol kekuatan budaya lokal yang layak mendapat apresiasi dan pengakuan lebih luas. Pertemuan ini direncanakan menjadi bagian dari agenda pelestarian budaya dan pemberdayaan generasi muda daerah. (RK1)