Kayakinan merupakan pintu utama masuk ke tempat yang namanya ‘menjadi’. ‘Menjadi’ merupakan kehendak yang dapat diwujudkan secara konkret. Orang Melayu dulu-dulu paham betul dengan keyakinan, sehingga memunculkan peradaban besar dengan nilai-nilai filosofi yang bermanfaat dan berfaedah secara universal, berlangsung sepanjang zaman.
Tersebab keyakinan inilah segala benda yang diciptakan oleh Sang Maha Kuasa dapat dijadikan media menyalurkan kehendak. Kehendak manusia itu bermacam ragam, mulai dari kehendak yang baik, maupun kehendak yang tidak baik (kehendak mengikuti hawa nafsu). Kehendak yang baik bermanfaat bagi orang lain dan menjadi jalan amal ibadah pula untuk membantu sesama manusia. Sementara kehendak yang jahat selalu dijadikan jalan untuk menjatuhkan orang dan membinasakan orang. Muncullah istilah ‘Dukun Hitam’ dan ‘Dukun Putih’. Dukun Hitam selalu menggunakan benda-benda atau makhluk cintaan Tuhan menjadi persuruh dan sekaligus menjadi tuan. Sementara Dukun Putih menjadikan benda dan makhluk ciptaan Tuhan sebagai kawan yang mengharapkan keridhoaan Allah SWT.
Salah satu ‘produk’ Dukun Putih adalah Jampi Air. Jampi Air ini diyakini dapat menyembuhkan orang dari berbagai penyakit. Media utamanya adalah air. Air putih diberi semangat untuk menghalau segala macam penyakit. Kunci utamanya pula adalah keyakinan yang direstui oleh Allah.
Berikut ini www.riaukepri.com menurunkan Jampi Air. Jampi atau juga mantra air ini, biasanya dibacakan oleh seorang dukun atau bomo yang memiliki kriteria-kriteria tertentu. Selamat menikmati Jampi Air ini. (HK)
assalammu ‘alaikum jin islam
alaikum salam ke depan
menyahut sekalian malaikat
mintak pelihara anak cucu Adam
nabi Khaidir yang memegang air
menghilangkan penyakit dalam badan si anu
dengan berkat la ilaha illallah
tak siku ti tak
indai siku dindai
aku tahu asal kau jadi
dari pada kepala ribut yang besar
jauhlah engkau enyahlah engkau
bukannya doa sembarang doa
doa baginda Ali
air tak meleleh jadi meleleh
ranting patah tak jadi patah
kidu-kidu rambang
rambang siang rambang malam
mata bagai bintang timur
tulang bagai tulang bumbung
sarang elang tanah ipoh
tanah ipoh tiada bisa
bukannya aku yang punya tawar
baginda Ali yang punya tawar