RiauKepri.com, SIAK – Kegiatan tahunan Riau Bertanjak jilid VI, telah sukses digelar. Tahun 2024, tuan rumah pelaksanaan di Kota Istana, Kabupaten Siak Sri Indrapura. Dewan Kesenian Siak selaku Fasilitator dan pelaksana menyusun rangkaian kegiatan dengan menampilkan beragam pentas seni, diskusi seni dan jelajah sejarah kebesaran Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Kegiatan Riau Bertanjak ini memang disepakati akan bergilir ke daerah-daerah yang ada di Provinsi Riau. Sedangkan untuk tahun depan, sempat disembangkan bersama, ada dua daerah yang bersedia, diantaranya Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Indragiri Hilir. Perwakilan dari Kab. Rokan Hilir, Delsi al Haj yang juga merupakan Ketua Dewan Kesenian Rokan Hilir menyatakan siap, jika agenda Riau Bertanjak jilid VII dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir, begitu juga dengan perwakilan dari Kabupaten Indragiri Hilir yakni Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan Indragiri Hilir, Julax Japun yang menyatakan siap. Terjadi perdebatan seru dalam menetapkannya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, disepakatilah Kabupaten Rokan Hilir menjadi tuan rumah Riau Bertanjak jilid VII dan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai tuan rumah Riau Bertanjak Jilid VIII.
Sementara itu, selaku tuan rumah kegiatan Riau Bertanjak jilid VI, Ketua Dewan Kesenian Siak, Zulkarnain Al Idrus yang lebih popular disapa Wak Jul menyebutkan kegiatan sengaja dirancang dengan serangkaian kegiatan yang kesemuanya bermuatan seni budaya, pariwisata dan sejarah. Karena menurutnya, potensi itulah yang memang dimiliki Kabupaten Siak Sri Indrapura. “Kami sudah siapkan jauh hari serangkaian acara untuk menyukseskan kegiatan Riau Bertanjak jilid VI di kota Istana ini, penampilan seni tradisi dan modern, jelajah sejarah dan budaya, dan juga diskusi seni,” ujar Wak Jul bersemangat.
Ditambahkannya, helat-helat seni budaya seperti ini sangat patut diapresiasi, oleh karena itulah ketika diminta kesediaan menjadi tuan rumah, Wak Jul langsung berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Siak, dan alhamdulillah mendapat respon yang baik.
Tak heran kemudian, di acara pembukaan langsung hadir Sekda Siak, Drs. H. Arfan Usman, M.Pd menyambut peserta Riau Bertanjak jilid VI yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Riau. Katanya, sungguhlah bangga melihat anak-anak muda berhimpun dalam rangka menjayakan salah satu khazanah Melayu berupa pakaian Melayu Warisan.
“Upaya-upaya seperti inilah yang patut kita banggakan bersama. Karena negeri Melayu sudah sejak dahulu, tercatat pula dalam literatur sejarah kaya akan khazanah budaya bangsa. Inilah salah satu contoh tugas kita bersama untuk sama-sama melestarikannya, menggali dan mengembangkannya untuk kejayaan bangsa ini ke depannya. Atas kesadaran seperti inilah, kemudian kami dari pemerintah Kabupaten Siak bahkan telah disetujui oleh Bapak Bupati, sedang menggesa Dinas Kebudayaan berdiri sendiri di Kabupaten Siak,” terang Datuk Arfan Usman yang juga merupakan Ketua Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Siak.
Hadir juga membersamai helat pembukaan Riau Bertanjak Jilid VI, PLT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Rozi Chandra. Sejalan dengan apa yang disampaikan Sekda Kab. Siak, PLT Kadis juga menekankan pentingnya literatur untuk memperkuat keberadaan kekayaan khazanah Melayu. “Dari literatur inilah nantinya semua informasi dapat disebarkan sampai ke generasi-generasi selanjutnya. Begitu pula dengan upaya yagn tuan-tuan lakukan sekarang ini. Kita akui, literatur inilah yang masih kurang, dan harus kita perhatikan ke depannya untuk menunjang kemajuan kebudayaan itu, termasuklah nanti gunanya bagi dunia Pendidikan,” ujar Rozi Chandra yang juga merupakan Asisten III Kabupaten Siak Sri Indrapura.
Sementara itu, Ketua Serai Serumpun Riau, Syeid Muhammad Syukri, mengatakan helat yang ditaja merupakan jilid VI, sebelumnya sudah pernah ditaja di Dumai, Pelalawan dan Pekanbaru. Tahun ini memang diniatkan di Kabupaten Siak Sri Indrapura. Itulah sebabnya diangkat tema “Sirih Balik ke Gagang”. Adapun maksudnya, lebih kurang mengembalikan sesuatu kepada tempat yang sepatutnya.
“Siak Sri Indrapura sebagai sebuah Kesultanan dulunya tentulah khazanah budaya bermuara semua di sini, termasuklah di dalamnya pakaian warisan Melayu. Dalam beberapa referensi yang kami miliki ada beberapa jenis destar yang pernah dikenakan oleh pembesar-pembesar kerajaan Siak. Menurut kami, lebih kurang, begitulah spirit dari tema yang kami usung tahun ini,” ucap Syukri yang telah ditabalkan sebagai Cikgu Muda dalam Prihal Destar Alam Melayu. (RK2)