Memajukan Indonesia dengan Bahasa dan Kebudayaan

Oleh: Untung Wahyudi

 

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Bahasa yang digunakan dalam sehari-hari pun begitu beragam. Ada banyak bahasa daerah yang menjadi alat komunikasi masyarakat, yang jika tidak dilestarikan, bisa punah. Bahasa daerah yang selama ini kita banggakan akan tergerus oleh bahasa dan kebudayaan yang datang dari luar.

Lalu, bagaimana agar bahasa daerah serta kebudayaan yang menyertainya bisa terus lestari dan tidak punah?

Selama ini, Pemerintah Indonesia lewat Kenterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terus berupaya agar bahasa daerah terus dikembangkan dan dilestarikan. Bahasa daerah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang kaya akan budaya ini senantiasa terus dijaga. Jika bahasa daerah terjaga, maka bahasa Indoensia akan mendunia. Terbukti di beberapa perguruan tinggi luar negeri, Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah yang diminati.

Seperti dilansir harian Kompas (4/10/2024), di bidang kebahasaan dan kesustraan, selama empat tahun terakhir, Pemerintah Indonesia telah mencatatkan sejumlah pencapaian signifikan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek. Berbagai program dan inisiatif hadir untuk melindungi bahasa dan sastra daerah, serta meningkatkan literasi masyarakat, serta untuk mempromosikan Bahasa Indonesia di kancah internasional.

Melalui Merdeka Belajar episode 17, Kemendikbudristek mendorong revitalisasi bahasa daerah untuk menahan laju kepunahan berbagai bahasa daerah di Indonesia. Kepala Badan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, mengungkapkan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merevitalisasi bahasa daerah. Upaya menekan penurunan vitalitas bahasa daerah melalui upaya revitalisasi perlu dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Seru Menderu, Rohil dan Inhil Berebut Jadi Tuan Rumah Riau Bertanjak Jilid Tujuh

 

Perluas Jejaring Budaya Indonesia di Tingkat Global

Tak dapat dimungkiri bahwa, selama ini bahasa dan kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi salah satu jejaring yang begitu berpengaruh dalam diplomasi global. Tak sedikit warga negara asing yang datang ke Indonesia untuk mengetahui, mengenal, sekaligus mempelajari keragaman budaya yang ada. Hal ini menjadi salah satu modal untuk mempromosikan budaya di tingkat global.

Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, Kemendikbudristek melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK) melaksanakan kegiatan bertajuk Residensi Pemajuan Kebudayaan (RPK) 2024. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 1 hingga 27 Agustus 2024 di tiga daerah yaitu Yogyakarta, Pekanbaru, dan Cirebon. Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 adalah program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dengan tujuan untuk memperkuat kolaborasi dan diplomasi budaya antara pelaku budaya nasional dan internasional, sekaligus memperluas jejaring budaya Indonesia di tingkat global.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, mengatakan kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan berjalan baik berkat kolaborasi banyak pihak. Di sina ada maestro yang meluangkan waktunya, tenaganya, pikirannya untuk membimbing generasi muda untuk melestarikan kebudayaan

Baca Juga :  Pemuda, Menetaslah

Restu Gunawan menegaskan ada tiga hal penting yang menjadi tujuan kegiatan ini. Pertama, urusan perlindungan kebudayaan karena bagaimanapun juga kebudayaan ini harus diregenerasi kepada generasi berikutnya. Kedua, program ini adalah penghormatan kita kepada para maestro yang telah mendedikasikan waktunya, tenaganya dan pikirannya untuk melestrikan kebudayaan.

Sementara yang ketiga, menurut Restu, untuk pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan. Dalam hal ini, pihaknya menyerahkan kepada para seniman peserta Residensi Pemajuan Kebudayaan, jika akan menggelar kolaborasi kesenian antarnegara, di akhir pelaksanaan RPK 2024.

Salah satu peserta RPK 2024, Rania Khaled Hussein, mengatakan sangat menikmati kegiatan RPK yang dikemas dengan menyenangkan tersebut. Ia mengaku senang mengikuti kegiatan demi kegiatan karena bisa bersahabat dan berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai negara, dan ia memperoleh perspektif baru dari kebudayaan Indonesia yang luar biasa.

Kegiatan RPK ini merupakan bentuk pelaksanaan pembinaan yang termuat dalam salah satu di antara empat aspek penguatan tata kelola kebudayaan lainnya, yakni perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Target pembinaan adalah para pelaku budaya dan komunitas budaya, baik dalam negeri maupun luar negeri, bersama para ahli dalam bidangnya (kemdikbud.go.id).

Baca Juga :  Merawat Tradisi Sastra Lisan Nolam, TIM FIB Unilak dan FKIP UIR Taja Pelatihan di Desa Teratak

 

Upaya Serius Memajukan Budaya Indonesia

Sebagai generasi bangsa yang peduli dengan bahasa dan kebudayaannya, kita tentu perlu serius untuk mempertahankannya agar tidak tergerus dengan budaya asing. Lewat tulisannya berjudul Menguatkan Karakter Bangsa lewat Diplomasi Budaya, Muhamad Ikhwan A.A, bahwa upaya serius perlu dilakukan karena berbagai ancaman negatif akan ditemui. Bukan tidak mungkin nantinya menjadikan bangsa Indonesia dengan warisan budayanya yang hanya tinggal nama.

Tak hanya dengan menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga warisan budaya bangsa yang ditanam di masyarakat. Pemerintah sebagai penanggung jawab berbagai urusan negara juga perlu ambil langkah yang tanggap dan tepat sasaran.

Ikhwan menambahkan, langkah ini perlu berkonsentrasi pada dua bagian penting yang terintegrasi satu sama lainnya. Pertama, selain perlu adanya penjagaan kelestarian budaya, pemajuan budaya dalam rangka mewujudkan masyarakat modern yang unggul, cakap, dan professional adalah ihwal pokok yang digapai.

Instansi pemerintah misalnya seperti Kemendikbudristek, sebagai unit penyelenggara negara yang berfokus pada Pendidikan dan kebudayaan sudah semestinya punya andil dalam mewujudkannya (timesindonesia.co.id).

Demikianlah, semoga berbagai upaya yang dilakukan untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan bisa menjadi jalan untuk menguatkan kebudayaan. Sehingga, kelak bisa berpengaruh besar untuk kemaslahatan budaya Indonesia di mata dunia.

 

*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *