RiauKepri.com, PEKANBARU- Tradisi budaya Pacu Jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, menjadi sorotan dunia setelah video seorang anak menari di haluan jalur mendadak viral di media sosial.
Mari berkenalan dengan bocah tersebut, dia adalah Rayyan Arkan Dikha, 11 tahun, warga Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah.
Rayyan tampil sebagai Togak Luan, penari yang berdiri di haluan jalur saat perahu pacu melaju kencang membelah Sungai Kuantan. Mengenakan pakaian cekak musang, baju harian khas Melayu Riau, lengkap dengan tanjak dan kacamata hitam, gerakan tarian spontan Rayyan menjadi fenomena global dengan sebutan tren “Aura Farming.”
“Saya tidak menyangka bisa seviral itu. Tahunya setelah lihat media sosial, banyak orang luar menirukan tarian itu,” ujar Rayyan saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/7/2025).
Rayyan yang masih duduk di kelas 5 SD ini mengaku tertarik menjadi Togak Luan sejak kecil karena sering melihat ayah dan abangnya terlibat dalam tim Pacu Jalur. Ayah Rayyan merupakan anggota tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo, sementara abangnya juga pernah menjadi Togak Luan.
Meski viral, Rayyan mengaku tidak pernah belajar tarian itu secara khusus.
“Itu spontan saja. Tidak ada belajar atau latihan,” katanya. Rayyan juga menyebut cita-citanya adalah menjadi anggota TNI.
Ibunya, Rani, turut merasa bangga dan mengaku mendapat banyak panggilan, bahkan dari luar negeri seperti Inggris dan Dubai, yang ingin melihat Rayyan tampil secara langsung.
“Banyak yang telepon, minta live. Saya iyakan. Tapi tetap, setiap lomba saya ingatkan Rayyan jaga keseimbangan,” ujar Rani.
Fenomena viral ini mendapat apresiasi dari Gubernur Riau, Abdul Wahid, yang menyebut ini sebagai bukti nilai-nilai budaya telah ditanamkan hingga ke generasi muda.
“Budaya itu harus diwariskan. Viral-nya video Pacu Jalur berarti transformasi budaya kita berhasil sampai ke anak-anak,” ujar Gubri di Balai Adat LAMR, Sabtu (5/7/2025).
Pacu Jalur sendiri merupakan ajang perlombaan mendayung perahu panjang yang bisa mencapai panjang 40 meter dan diikuti oleh 40-60 ‘anak pacu’. Tahun ini, Pacu Jalur dijadwalkan berlangsung pada 20–24 Agustus 2025 di Kuansing.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menegaskan bahwa Pacu Jalur bukan hanya olahraga tradisional, tetapi simbol kekuatan, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Kuansing.
“Fenomena ini adalah momentum emas untuk menduniakan budaya lokal dan meningkatkan kunjungan wisata ke Riau,” tutup Roni. (RK1)
Editor: Dana Asmara